The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Ribuan Warga Saksikan Banyuwangi Kite Festival

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Suasana kawasan pantai Boom Banyuwangi Sabtu siang kemarin (15/8) terlihat cukup meriah. Ratusan orang berkerumun di hamparan pasir dengan membawa benang dan layang-layang. Tak hanya layangan konvensional model wajik, beberapa layang-layang dengan motif penari gandrung, seblang, dan kebo-keboan, tampak mengangkasa dengan indah.

Layang-layang cantik berukuran besar tersebut memeriahkan acara Banyuwangi Kite Festival yang digelar di Pantai Boom. Festival kali ini memang tergolong berbeda dengan yang lain. Meski baru kali pertama digelar, antusias warga yang mengikuti lomba tersebut sangat besar.

Ratusan peserta dari segala usia turut memeriahkan lomba layangan tersebut. Even, pelantun lagu “Layangan”, yaitu Catur Arum, turut menerbangkan layangan hias. “Saya senang sekali ada lomba seperti ini. Malah saya berharap setiap tahun lomba semacam ini diadakan.

Saya bersama sepuluh orang membuat layangan ini selama sepuluh hari,” kata Catur. Catur yang mewakili Kecamatan Banyuwangi menampilkan layang-layang berbentuk omprog (mahkota penari gandrung) dengan diameter dua meter.

Total hadiah lomba yang mencapai Rp 30 juta rupanya cukup menarik minat masyarakat, sehingga semua berlomba-lomba membuat layang-layang terbaik. Ragam corak layang-layang bermotif budaya khas Banyuwangi yang ditampilkan dalam lomba layangan hias ini bisa dibilang bermacam-macam.

Ada barong banyuwangi, seblang, kelelawar, Dragon fruit, demit (setan) alas purwo, dan ada pula gandrung. Bentuknya yang besar, sedikit membuat kerepotan peserta saat akan menerbangkannya. “Butuh lima orang untuk menerbangkan layangan seblang ini karena berat.

Untung angin di Pantai Boom kencang, jadi sangat membantu layangan terbang di udara. Sebelum membuat, kita ritualkan dulu layangan ini” kata Sumardi, peserta asal Kecamatan Glagah. Pada Kite Festival yang masuk rangkaian agenda Banyuwangi Festival 2015 itu ada tiga kategori yang dilombakan.

First, menerbangkan layangan ke udara. Second, bendhetan (adu layangan di udara). Third, adu suwangan atau dengung suara layangan. Layangan suwangan adalah layangan hias yang berpendar di angkasa yang mengeluarkan bunyi atau suara akibat tiupan angin.

Bukan hanya peserta yang tampak gembira melakukan permainan tradisional khas Indonesia itu, Bupati Abdullah Azwar Anas dan Wabup Yusuf Widyatmoko juga turut menerbangkan layangan hias. “Sulit juga ya ternyata. Tidak semudah yang kita lihat.

Especially, saya terakhir memainkannya saat masih SD dulu. Menyenangkan bisa memainkannya lagi,Said Anas. Regent Anas said, tujuan festival ini adalah pengingat bagi masyarakat, terutama anak-anak, yang kini mulai melupakan permainan tradisional dan beralih ke gadget.

Banyak filosofi yang terkandung dalam permainan ini, mulai semangat kebersamaan hingga mengasah kreativitas. “Ini sebagai ruang alternatif bagi anak-anak biar nggak main games terus. Bermain layangan ini otomatis juga meningkatkan adrenalin dalam tubuh kita, sehingga mampu memicu tumbuhnya spirit dan kreativitas,” kata Anas sesaat setelah menerbangkan layang-layang bermotif capung merah putih di Pantai Boom tersebut.

Ragam corak budaya dalam layang-layang, said Anas, merupakan hasil kreasi warga yang kelak bisa dijadikan cenderamata khas Pantai Boom, Banyuwangi. Melihat antusias warga yang terlibat acara tersebut, bupati berjanji menjadikan festival itu sebagai agenda tahunan.

“Ini sudah menjadi tradisi masyarakat. Karena tradisi, maka kegiatannya tidak mahal, tapi melibatkan banyak orang. Besides that, sesuai potensi geografis Banyuwangi yang garis pantainya sangat panjang, cocok untuk festival semacam ini.

Tinggal dikreasikan, jadinya menarik kan?” he added. Setelah Bupati Anas mencoba menerbangkan layang-layang, heads of regional work units (SKPD) berkesempatan menerbangkan layangan bendhetan. “Kalau saya terakhir waktu jadi kepala sekolah di Purwoharjo, jadi masih ingatingat sedikit,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono.

Sebelum lomba layang-layang berlangsung, beberapa siswa TK dan SD ikut berpartisipasi dalam lomba menghias layang-layang. Saat lomba berlangsung, mereka ikut mengamati orang-orang dewasa yang tampak gembira seperti anak-anak sedang menerbangkan layang-layang.

Hingga sore menjelang, antusiasme peserta dan penonton menikmati festival layang-layang masih tinggi. Meski terik matahari sangat menyengat, mereka tetap menengadahkan wajah ke langit melihat aneka ragam layangan yang sedang mengangkasa.

Especially, di sekitar Pantai Boom sedang dibuka pameran batu akik, sehingga suasana semakin ramai. Pada kesempatan itu Bupati Anas diberi sebuah batu akik jenis kelabang abang oleh salah seorang pedagang. “Pedhotelayangan seng dadi paran, tapi ojok sampek pedhot seduluran,” dendang lagu layangan yang dilantunkan Catur Arum itu mengiringi festival tersebut hingga usai. (radar)