The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Satu JCH Banyuwangi Terpisah dari Rombongan

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Ilustrasi-Madinah

MADINAH – Di tengah kesibukan JCH menjalankan ibadah di Masjid Nabawi, satu JCH atas nama Musripah sempat dilaporkan hilang. Ternyata yang bersangkutan terpisah dari rombongan setelah menunaikan ibadah salat subuh di Masjid Nabawi.

Lukman Hakim, salah satu tim peliput haji untuk Jawa Pos Radar Banyuwangi melaporkan, Musripah, warga RT03/RW15, Kedungringin Village, Muncar District, tersesat beberapa jam dan lepas dari rombongan. Lucky, JCH wanita yang sudah sepuh itu ditemukan rombongan JCH Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 11.

”Setelah mendapat informasi bahwa Ibu Musripah berada di kloter 11, saya langsung jemput. Ibu ini langsung diberi vitamin oleh tim dokter,” terang Kepala KUA Sempu itu. Terkait kondisi kesehatan JCH Banyuwangi kemarin bisa dibilang stabil.

Meski kondisi suhu udara di Madinah mencapai 42˚ celsius, hal itu tidak menyurutkan niat dan semangat jamaah. Hanya sebagian jamaah yang mengeluh batuk, pusing, dan linu-linu. Hal itu disebabkan faktor kelelahan, karena jadwal di Madinah memang begitu padat.

dr. Titah Palupi, salah satu anggota Ikatan Dokter Indonesia (WAS) Cabang Banyuwangi yang mendampingi JCH Banyuwangi kloter 9, report, JCH Banyuwangi kloter 9 hanya ada beberapa yang mengeluh batuk. Dia lebih banyak menemukan JCH Banyuwangi yang mengeluh demam dan pusing.

”Kalau demam dan pusing itu adalah faktor kelelahan. Sudah kami anjurkan minum obat dan vitamin yang kami sediakan. Insya Allah sehat kembali,” kata dokter yang sehari-hari dinas di RSUD Blambangan itu. Jumlah jamaah yang mengeluh batuk, menurut Titah Palupi, lebih sedikit daripada biasa.

Menurutnya itu merupakan suatu bentuk kepatuhan JCH. Tim dokter juga telah menganjurkan seluruh jamaah tidak meminum minuman dingin. Meski cuaca sangat panas, jamaah diimbau tetap meminum air putih tidak dingin agar kondisi tubuh tetap stabil dan tidak mudah terserang virus yang bisa menyebabkan batuk.

”Warning untuk tidak minum air dingin tampaknya dijalankan jamaah. Yang batuk Alhamdulillah sedikit. Ketua Kloter 9, Saeroji, dan petugas paramedis lain juga intens mengecek kesehatan jamaah,” kata Palupi. Meanwhile, kondisi JCH atas nama Mad Chusaini hingga saat ini masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.

Yang bersangkutan terpaksa tidak bisa ikut rombongan terlebih dahulu karena harus menjalani rawat inap di klinik yang dokter dan petugas kesehatannya orang Indonesia tersebut. ”Karena kaki kirinya masih bengkak, Mad Chusaini harus menjalani rawat inap selama tiga hari di KKHI Madinah. Thursday (tomorrow) kami akan jenguk untuk melihat kondisinya. Kalau membaik, kami akan dampingi kembali ke maktab,” he said.

Bagaimana kondisi kesehatan jamaah di kloter 10? dr. Dwi Deny Yuliastuti melaporkan di kloter 10 jamaah dalam kondisi sehat. Hanya ada beberapa yang mengeluh pegal dan linu di kaki. That matter, menurut Deny, merupakan hal yang biasa. Because, banyak kegiatan jamaah selama di Madinah dilakukan dengan berjalan kaki.

”Jamaah sudah kami siapkan cream anti pegal linu. So, kalau linu-linu langsung diolesi saja cream-nya untuk meredakan nyeri," he said. Kondisi suhu udara di Madinah kemarin memang tercatat sampai 42 degrees Celsius. However, pantauan tim dokter, seluruh jamaah sudah mulai beradaptasi.

Tidak ditemukan keluhan jamaah terkait kondisi udara yang amat panas dan tidak seperti di Indonesia. ”Mereka (pilgrims) enjoy saja. Sudah beradaptasi sepertinya,” pungkas dokter yang sehari-hari dinas di RSUD Genteng itu. (radar)