The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Sugihartoyo Controls Perpenas Office

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Sugihartoyo-berhasil-menguasai-kantor-Perpenas.

Pintu Digembok, Dibuka Paksa Pakai Gerinda

BANYUWANGI – Chairman of the National Education Echo Association (Perpenas) 17 August 1945 Banyuwangi, Sugihartoyo, akhirnya berhasil memasuki kantor perkumpulan yang membawahi 12 unit lembaga pendidikan di Bumi Blambangan tersebut tadi malam (1/3).

Pasca “menduduki” kantor tersebut, Sugihartoyo langsung menggelar orasi di hadapan mahasiswa dan menjamin legalitas ijazah lulusan Universitas 17 August 1945 (Untag) Banyuwangi. Sugihartoyo datang ke kantor Perpenas yang berlokasi di dalam kompleks kampus Untag ditemani sejumlah pengu rus lain sekitar pukul 18.00.

However, dia tertahan di depan kantor Perpenas lantaran pintu utama kantor tersebut digembok kubu mantan ke tua Perpenas periode 2010-2015, Waridjan. Lantaran merasa pihaknya merupakan pengurus Perpenas yang sah, yakni dengan mengantongi Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-HAM), dia lantas memerintahkan pihak pengamanan kampus Untag membuka paksa kantor tersebut.

Finally, gembok tersebut berhasil dibuka paksa sekitar pukul 18.30 last night. Di hadapan sejumlah wartawan, Sugihartoyo mengatakan pihaknya masuk ke kantor Perpenas semata-mata untuk melindungi kepentingan lembaga serta seluruh unit, student, and students.

“Juga dalam rangka melindungi kepastian legalitas ijazah mahasiswa. Jangan sampai hanya gara-gara perebutan kekuasaan, legalitas mereka sirna. Therefore, tonight (last night) juga kami memasuki kantor Perpenas ini,” ujar mantan rektor Untag Banyuwangi tersebut.

Sugihartoyo menambahkan, setelah memasuki kantor Perpenas, pihaknya segera melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai ketua perkumpulan pendidikan tersebut. “Kantor ini hak kami. Ini wilayah kami. Sehingga siapa pun harus menghormati hak-hak kami. Orang-orang yang tidak berhak menduduki kantor ini, sudah seharusnya keluar dari sini," he said.

Setelah melakukan konsolidasi di internal pengurus, added Sugihartoyo, pihaknya juga segera melakukan konsolidasi dengan seluruh unit di bawah naungan Perpenas. “Agar seluruh unit solid dan bisa melakukan aktivitas belajar mengajar dengan baik seusai tupoksinya," he said.

Ditanya soal kesepakatan sehari sebelumnya bahwa kubu Sugihartoyo akan memberikan kesempatan kepada Waridjan menduduki posisi ketua Perpenas selama setahun ke depan, Sugihartoyo mengatakan itu bukan kesepakatan melainkan hanya wacana.

“Setelah ini kami akan segera mengirim surat kepada Kopertis dan Dikti. Kami juga akan segera mengangkat rektor Untag karena periode kepemimpinan rektor saat ini akan berakhir 17 Maret mendatang," he explained.

Meanwhile, setelah memasuki kantor Perpenas, Sugihartoyo lantas “digiring” kalangan demonstran untuk memberikan statemen langsung di hadapan seluruh mahasiswa yang tengah berkumpul di halaman Kampus Merah Putih tersebut.

“Kepada seluruh mahasiswa dan civitas akademika Untag, kami menyampaikan terima kasih. Kami berdiri di sini sebagai ketua Perpenas,” he said. Sugihartoyo menambahkan, dirinya bersama seluruh pengurus Perpenas akan melindungi dan memberikan kepastian legalitas ijazah mahasiswa Untag Banyuwangi.

“Sepanjang untuk kepentingan yang lebih besar, akan kami perjuangkan,” he said. After that, mahasiswa menggiring Sugihartoyo mendatangi satu per satu kantor fakultas di lingkungan Untag. Mereka mendesak Sugihartoyo meminta para dosen dan dekan menandatangani pengakuan SK Kemenkum-HAM yang dimiliki kubu Sugihartoyo.

Even, mahasiswa juga mendapati Kepala SMA 17 August 1945 Banyuwangi, Anton Sunartono, menandatangani surat kesepakatan pengakuan SK Kemenkumham tersebut. Anton sempat bersikeras tidak mau menandatangani surat tersebut dengan alasan pihaknya tidak memiliki permasalahan apa pun dengan Sugihartoyo. However, setelah didesak dia mau menandatangani surat tersebut. (radar)