The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tiket Malam Lebih Mahal

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

ASDP Terapkan Sistem Dua Tarif Lebaran

BANYUWANGI – Pada puncak arus mudik Lebaran nanti PT. ASDP Indonesia Ferries (Persero) akan menerapkan sistem dua tarif, yaitu siang dan malam. Sistem dua tarif itu mulai berlaku sejak tanggal 13 July
–16 Juli 2015 atau lebih tepatnya pada H-4 sampai H-1 Lebaran.

Tarif itu hanya berlaku untuk penyeberangan dari Gilimanuk ke Ketapang dan penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni. President Director of PT. ASDP Indonesia Ferries (Persero), Danang S. Baskoro mengatakan, dengan diberlakukannya sistem dua tarif itu, pemudik yang hendak menyeberang pada siang hari, yakni mulai pukul 06.00 – 18.00, akan diberlakukan tarif normal.

However, apabila pemudik melakukan penyeberangan pada malam hari, yakni mulai pukul 18.00-06.00, maka akan dikenakan tarif yang lebih mahal, yakni dua kali lipat daripada tarif normal pada siang hari. Jika tarif motor seharga Rp 24.500, maka pada malam hari di puncak arus mudik Lebaran nanti tarif akan menjadi Rp 49.000.

Jika tarif mobil pribadi saat ini Rp 148.500, maka pada malam hari puncak arus mudik nanti akan menjadi Rp 297.000. ”Ini hanya berlaku untuk kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi. Kendaraan lain normal,” ujar Danang dalam keterangan persnya di Denpasar, Bali, yesterday.

Danang menjelaskan, penerapan dua tarif siang dan malam itu untuk meminimalkan kemacetan yang sering terjadi pada arus mudik Lebaran. Because, dari tahun ke tahun tren pemudik dari Pulau Bali ke Pulau Jawa selalu terjadi pada malam hari.

Dengan adanya pemberlakuan tarif malam lebih mahal itu diharapkan para pemudik lebih memilih pulang ke kampung halaman pada siang hari. ”Mudik ini kan masih bulan Puasa, jadi pemudik lebih memilih pulang malam setelah buka puasa.

Dengan adanya sistem ini, mudah-mudahan para pemudik lebih memilih pulang siang," he said. Penerapan dua tarif yang hanya terjadi pada kendaraan roda dua dan mobil pribadi itu memang sengaja dilakukan. Because, pantauan di tahun-tahun sebelumnya, antrean kendaraan pemudik selalu didominasi dua jenis kendaraan tersebut.

”Sistem ini bukan untuk mencari untung, tapi untuk memecah kepadatan kendaraan yang seperti air bahkan saat mudik nanti,he explained. He hopes, kepadatan kendaraan pada malam hari nanti bisa dihindari dan terurai pada siang hari.

Dengan sistem baru itu, para pemudik diharapkan bisa merencanakan perjalanan mudik lebih baik lagi. ”Sosialisasi ke masyarakat akan terus kita lakukan,” he added. Meanwhile, penerapan dua tarif siang dan malam itu tidak berlaku di semua Pelabuhan ASDP di Indonesia.

Itu hanya berlaku di pelabuhan yang dirasa setiap tahun mengalami peningkatan arus kendaraan yang signifikan. ”Ini hanya untuk penyeberangan Gilimanuk ke Ketapang dan Pelabuhan Merak-Bakauheni,he said. Furthermore, selama empat tahun terakhir penyeberangan Ketapang–Gilimanuk juga dirasa lebih padat dibandingkan Pelabuhan Merak-Bakauheni.

Even, Danang menyampaikan Pelabuhan Ketapang- Gilimanuk merupakan pelabuhan penyeberangan terpadat di Indonesia mengalahkan penyeberangan lain. "Can, arus kendaraan di Pelabuhan Ketapang- Gilimanuk ini paling padat," he concluded. (radar)