The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Tolak Korupsi Lewat Puisi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Koordinator-Laskar-PMK,-Sosiawan-Leak,-membaca-puisi-di-Pelinggihan-Disbudpar-Banyuwangi-kemarin.

BANYUWANGI – Seniman sastra Indonesia berkumpul di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi pagi kemarin (27/2). Mereka menggelar road show bertema workshop mengarang puisi dan mengapresiasi puisi Laskar Puisi Menolak Korupsi (PMK).

Road show kali ini dihadiri beberapa guru, students, artist, dan para pencinta sastra di Banyuwangi. Dalam workshop tersebut beberapa seniman sastra di Indonesia, seperti Heru Mugiarso (penyair asal Semarang), Suyitno Ethek dari Mojokerto, Sosiawan Leak, dan seniman lain, bertindak sebagai pembicara.

Tamu undangan yang hadir diberi kesempatan membaca karya puisi yang mereka buat sendiri. Don't miss, ada juga sesi tanya-jawab mengenai puisi. Koordinator Laskar PMK, Sosiawan Leak, mengatakan road show kali ini merupakan yang ke-36 sejak tahun 2013 then.

Pihaknya beserta seluruh seniman sastra seluruh Indonesia sudah melanglang buana ke seluruh wilayah Indonesia untuk memberikan workshop tentang korupsi melalui puisi. ”Kita sudah ke Sulawesi, Borneo, Sumatra, Madura, and so on. Banyuwangi ini kota yang ke-36. After this, kami akan road show ke Jogja,” kata lelaki yang akrab disapa Leak itu.

Leak menambahkan, fenomena korupsi merupakan fenomena yang sangat luar biasa marak. Korupsi bisa menjangkiti siapa saja tanpa mengenal status dan jabatan. Di seluruh lembaga di Indonesia ini, according to him, sangat rentan terjadi korupsi. Upaya mencegahnya harus dilakukan seluruh kalangan masyarakat.

”Iya, seluruh kalangan harus berani menolak korupsi. Kami dari seniman sastra membuat karya seni menolak korupsi ini melalui puisi,” he added. hope, dengan banyaknya masyarakat yang membuat puisi menolak korupsi bisa menginspirasi orang lain menjauhi korupsi. Pendekatan kebudayaan diharapkan mampu mengurangi kebiasaan warga Indonesia melakukan korupsi.

”Semua lembaga pasti ada korupsi. Even, yang sangat miris sekali adalah dana pengadaan Alquran juga dikorupsi oknum Kementerian Agama,he said. Meanwhile, anggota DPRD Banyuwangi, Punjul Ismuwardoyo, mengatakan acara seperti itu sangat penting sekali dilakukan di Banyuwangi.

Sebab melalui puisi, karakter seseorang bisa terbentuk. Terlebih tema yang diangkat dalam workshop tersebut adalah tentang korupsi. ”Acara seperti ini harus dimanfaatkan guru dan muridmuridnya,” kata Punjul. Dia juga menyampaikan tentang keluhan beberapa guru sastra yang kesulitan mengajarkan ilmu sastra murni kepada muridnya karena terbentur kurikulum yang sudah ada.

In this case, it's clear, guru harus lebih inovatif, aspiratif, dan lebih kreatif, dalam memberikan ilmu sastra murni kepada siswa. According to Punjab, memberikan ilmu sastra murni tidak harus dibe rikan melalui pendidikan formal. Pembelajaran bisa juga dilakukan saat di luar kelas.

”Kurikulum yang diberikan itu lebih kepada bagaimana siswa mencapai target nilai, sementara ilmu sastra itu adalah pembentukan karakter. Saya kira pembentukan karakter yang lebih penting," he concluded. Just knowing, kedatangan para seniman sastra Indonesia itu merupakan undangan Dewan Kesenian Blambangan (DKB) dan Disbudpar Banyuwangi.

Dalam acara kemarin, Ketua DKB Samsudin Adlawi dan beberapa seniman hadir untuk mengikuti workshop yang digelar sampai sore itu. (radar)