The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Bejik-Bejik tradition, How the Osing Banyuwangi Tribe Cares for Their Ancestral Graves

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
News
Bejik-Bejik tradition, How the Osing Banyuwangi Tribe Cares for Their Ancestral Graves

Masyarakat suku Osing di Desa Olehsari, Glagah District, Banyuwangi, perform the Bejik-Bejik tradition. (Photo: Muhammad Nurul Yaqin/Voice of Indonesia)

INDONESIAN VOICE, BANYUWANGI – Masyarakat suku Osing di Desa Olehsari, Glagah District, Banyuwangi terus menjaga dan merawat makam leluhur mereka melalui tradisi Bejik-Bejik.

Salah satu kegiatan terbaru yang mencerminkan kepedulian mereka terhadap warisan budaya ini adalah melalui Bejik-Bejik Pondok.

Bejik-Bejik pondok memiliki arti merenovasi pondok yang menjadi peneduh area petilasan Buyut Ketut, salah satu leluhur terkemuka di wilayah setempat.

Tradisi ini fokus pada perbaikan dan pemeliharaan pondok yang menjadi bagian penting di petilasan Buyut Ketut.

Dilaksanakan setiap 2-5 once a year, kegiatan ini melibatkan warga suku Osing dengan cara bergotong royong saat merenovasi.

“Bejik-Bejik pondok dilakukan setiap 2-5 once a year, hal ini melihat kerusakan pada pondok itu sendiri,” ucap Ketua Adat Seblang Olehsari, Ansori, Wednesday (13/12/2023).

Namun dalam proses renovasi tidak serta merta langsung merenovasi, melainkan ada hari khusus yang telah ditentukan. Setiap kali perbaikan selalu diawali dengan selamatan bersama masyarakat.

Tradisi Bejik-Bejik bukan hanya menunjukkan kecintaan terhadap leluhur, tetapi juga memperkuat solidaritas dan silaturahmi dalam masyarakat suku Osing di Banyuwangi.

Kegiatan ini merupakan wujud rasa syukur dan terima kasih masyarakat kepada Buyut Ketut. Buyut Ketut merupakan leluhur masyarakat Olehsari yang sangat berjasa hingga saat ini masyarakat diberikan kedamaian,” kata Ansori.

Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis, menceritakan bahwa jaman dulu proses renovasi pondok ini diarak dari rumah perias seblang atau salah satu sesepuh adat desa Olehsari menuju makam. Hal ini merupakan salah satu wujud gotong royong masyarakat.

Dulu bisa sampai 500 an orang yang bergotong royong. Saat ini proses langsung di area makam karena renovasi dilakukan tambal sulam. Pondok ini terbuat dari bahan bambu dan dengan atap ilalang yang sudah kering. Kami berusaha untuk menjaga keaslian pondok ini,” ujaf Joko.

Kegiatan Bejik-Bejik Pondok ini melibatkan masyarakat Olehsari. Mulai usia muda hingga yang usia lanjut ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Mereka bergotong royong untuk memperbaiki pondok buyut Ketut.

Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pelestarian budaya masyarakat Olehsari. Besides that, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi masyarakat Olehsari. (*)

» Click more news on Google News INDONESIAN VOICE

herald : Muhammad Nurul Yakin
Editor : Mahrus Sholih


source