TEGALSARI-The burning disaster of KM Mutiara Sentosa 1 in the waters of Masalembu Island, Sumenep, Madura, on friday afternoon (19/5) around 18.00, ternyata dari lima korban yang meninggal, salah satunya warga dari Kabupaten Banyuwangi.
Korban itu adalah Eko Adi Prayitno, 34, RT residents 2, RW 5, Dusun Blokagung, Karangdoro Village, Tegalsari District. Kemarin malam, jenazah korban itu tiba di rumahnya dan dimakamkan di pemakaman umum yang ada di kampungnya.
“Sebelum kapal terbakar, (victim) sempat telepon pada kernetnya,” terang Sujiyanto, 31, salah satu teman korban yang tinggal di Desa Barurejo, Siliragung District. Menurut Sujiyanto, Eko yang berprofesi sopir truk itu saat kejadian akan ke Balikpapan, East Kalimantan.
around 16.00 until 17.00, korban yang berada di truk itu menghubungi kernetnya, Suwarno melalui hand phone. “Kernetnya turun dari truk,” the light. Sujiyanto yang juga sopir truk itu, mengaku saat kejadian banyak mendapat telepon dan pesan singkat dari para sopir yang ikut KM Mutiara. Mereka mengabarkan kalau korban belum ditemukan.
“Kita sempat putus kontak, baru nyambung tengah malam dan sudah dievakuasi, cuma Eko belum ditemukan,” he said. Sujiyanto yang tahu Eko menjadi korban KM Mutiara, tidak berani mengabarkan pada keluarganya.
Baru pada Sabtu (20/5) around 10.00, dia mendapat informasi kalau korban ditemukan dengan kondisi sudah meninggal. Meanwhile, adik kandung korban, Dwi Kristina, 32, yang tinggal di Tanjung Perak, Surabaya, menyampaikan pada Kamis (18/5) sempat menemui kakaknya di pelabuhan.
At that time, kakaknya yang membawa muatan paket untuk dibawa ke Balikpapan itu akan naik ke kapal. Mendengar informasi ada kebakaran kapal, Dwi langsung mencari informasi keberadaan kakaknya. Dia juga lemas dari lima korban meninggal, tenyata salah satunya itu kakaknya.
“Jenazah di bawa ke RS Bayangkara, kita ke sana,” he said. Setelah selesai proses indetitikasi, around 12.00, jenazah Eko dikirim ke rumahnya di Banyuwangi. Jenazah ini, tiba di rumah duka di Dusun Blokagung, Karangdoro Village, around 19.00. “Langsung dimakamkan,” he said. (radar)
