The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

produksiBANYUWANGI – Selain menjadi salah satu lumbung padi di Jatim, Banyuwangi juga menjadi sentra produksi buah jeruk. Hingga Mei 2013, luas kebun jeruk Kota Gandrung mencapai 3.695 hectare. Lahan seluas itu menghasilkan 65.145 ton jeruk. Rata-rata produktivitas jeruk di Banyuwangi 172.93 kuintal per hektare.

Head of Agriculture Service, Forestry, and Plantation, Ikrori Hudanto revealed, jeruk yang menjadi unggulan adalah jeruk siam Jeruk siam memiliki rasa manis dan sedikit asam, sehingga memberikan sensasi segar yang tidak ada di jeruk lain. “Jeruk impor didominasi rasa manis. Jeruk lokal Banyuwangi juga memiliki kandungan air yang relatif lebih banyak daripada jeruk lain,” said Ikrori.

Harga jeruk lokal, kata Ikro ri, jauh lebih terjangkau di bandingkan harga jeruk impor. Harga jeruk lokal Rp 10 up to Rp 14 thousand per kilogram, dan jeruk impor Rp 20-25 ribu per satu kilogram. Kata Ikrori, permintaan pasar dalam negeri terhadap buah jeruk siam dari tahun ke tahun terus meningkat; mulai Malang, Bali, Surabaya, Kediri, Central Java, West Java, Jakarta, hingga Kali mantan.

It is just, seperti produk hortikultura pada umumnya, jeruk mempunyai karakteristik yang mudah rusak, sehingga sangat berdampak terhadap harga dan pendapatan petani. In the year 2011 then, luas lahan panen mencapai 10.726 hek tare. In the year 2012, luas lahan panen anjlok menjadi 8.171 hectare. Meski luas lahan panen menyusut, tapi pro duktivitas hasil panen tidak berkurang.

In the year 2012, produktivitas rata-rata 202 kuintal per hektare. Produktivitas jeruk pada tahun 2011 just about 172 kuintal per hektare. "In the year of 2013 masih stabil, produktivitas jeruk rata-rata 20 until 30 ton per hektare,” jelas Ikrori. Produktivitas jeruk tahun 2013 di prediksi akan terus meningkat jika tidak ada gangguan panen.

“Produktivitas 20 until 30 ton per hektare itu data Mei lalu,he explained. Wilayah yang menjadi sentra jeruk di Banyuwangi ada lah Kecamatan Bangorejo, Pur wohar jo, Tegaldlimo, Violation, Siliragung, Cluring, Gambiran, dan Tegalsari. Demi menjaga kualitas jeruk dan memberi stimulan kepada petani, pemerintah melakukan sejumlah kebijakan teknis.

One of them, memberikan pelatihan perbaikan mutu, misalnya pedoman budidaya tanaman jeruk yang diaplikasikan dalam penyusunan SOP (standard operating proce dures). “SOP merupakan petunjuk teknis standar penerapan teknologi budi daya yang bersifat spesifik komoditas, dan spesifik lokasi, serta teknologi untuk menghasilkan produk sesuai target produksi dan mutu yang diharapkan,” terangIkrori. (afi/c1/aif)picture