The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

HUT TNI ke-71, TNI Gelar Atraksi Perang Kolosal di Banyuwangi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

penari-kolosal-memerankan-wanita-pribumi-banyuwangi-yang-disiksa-penjajah-belanda-pada-hut-tni-di-taman-blambangan-kemarin

BANYUWANGI – HUT TNI ke-71 di Banyuwangi kemarin diperingati secara sederhana tapi tetap berkesan. Meski tanpa hingar-bingar upacara besar, TNI di Banyuwangi memperingati dengan beragam pertunjukan seni yang mengangkat kearifan lokal dan semangat juang masyarakat Bumi Blambangan.

Peringatan HUT TNI yang berlangsung di Taman Blambangan kemarin dihadiri hampir seluruh jajaran TNI dan Polri yang bertugas di Banyuwangi, mulai Dandim 0825 Lieutenant Colonel (Inf) Roby Moon, Danlanal, Marine Lieutenant Colonel (P) Revelation Endriawan, dan Kapolres Banyuwangi AKBP Budi Mulyanto.

Even, Kodim Commander (Dandim) from 0823 Situbondo, Lieutenant Colonel (Inf) Ashari, and Kodim 0822 Bondowoso Letkol (Arh) Sudrajat, hadir dalam rangkaian peringatan HUT TNI tersebut. Dari Pemkab Banyuwangi dihadiri Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko dan Sekkab Slamet Kariyono.

Acara dimulai dengan tari jejer gandrung. Next, demonstrasi bela diri militer, yaitu tarung derajat dan yong modoo, ditampilkan dari sisi kanan dan kiri lapangan. Beberapa militer dan siswa memeragakan teknik- teknik kuncian dan bantingan efektif yang dapat digunakan dalam pertarungan.

Atraksi bela diri itu pun mengundang tepuk tangan saat mereka dapat memeragakan dengan maksimal. Usai peragaan bela diri, giliran tari-tarian mewarnai luasnya lapangan Taman Blambangan. Di tengah tarian, perlahan para penari memainkan aksi teatrikal.

Mereka menyajikan pertunjukan tari drama kolosal dengan kisah pertempuran pasukan Wong Agung Wilis melawan VOC. Tari kolosal berjudul “Perang Pesisir Manis Bong Pakem” itu menjadi perhatian saat ratusan penari mulai membentuk formasi-formasi dalamr angka mendramatisasi acting para penari kolosal.

Tak lama dua penari wanita yang memerankan orang pribumi melakukan adegan disiksa penjajah Belanda. On the other hand, aktor dengan tampilan pria pribumi disiksa pasukan VOC yang menunggang kuda sembari memegang pecut. Siksaan itu baru usai ketika pasukan Wong Agung Wilis dan Rempeg Jogopati datang menyerbu pasukan VOC hingga kocar-kacir.

“Drama ini sengaja kami suguhkan untuk menggugah semangat patriotisme masyarakat Banyuwangi. Selain juga mengenang perjuangan pahlawan kita dalam mempertahankan teritorial. Kami melibatkan 150 dancer; 20 anggota TNI dan sisanya pelajar mulai TK hingga SMA,” ujar Dandim Roby Bulan.

He added, HUT TNI yang terpusat di Banyuwangi tersebut gabungan dari tiga kodim di wilayah timur, yaitu Kodim 0825 Banyuwangi, Kodim 0822 Bondowoso, and Kodim 0823 Situbondo. Sesuai imbauan panglima TNI, HUT tahun ini cukup diperingati sederhana di setiap wilayah dengan pertunjukan yang merakyat.

“Sebagai daerah yang kaya kearifan lokal, Banyuwangi dipilih sebagai tuan rumah. Kami bangga sekali. Ini kesempatan menunjukkan potensi yang kita miliki,” ujar Robby. Meanwhile, dalam peringatan HUT TNI itu, Dandim juga menyinggung tentang kekerasan terhadap jurnalis yang sempat dilakukan oknum TNI.

Dia menjamin di Banyuwangi tidak akan terulang kejadian yang sama. Even, dia berharap kerjasama antar media dan TNI dapat terjalin dengan baik. “Kalau ada kasus laporkan saja ke kodim atau polisi militer. Alhamdulillah tapi di Banyuwangi aman. Kalau perlu kita ngopi bersama,’’ ujarnya. (radar)

Keywords used :