The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Pupil, Elementary School Teacher 3 Sempu Reported to Police

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Siswa-Ditempeleng-dan-Diludahi-di-Banyuwangi

SEMPU – Dunia pendidikan Banyuwangi tercoreng. Salah satu oknum guru SD berinisial KS, 50, dilaporkan ke Polsek Sempu karena diduga telah menganiaya AA, 12, salah satu siswa yang masih duduk di kelas VI SDN 3 Sempu kemarin (8/4).

AA bersama ayah kandungnya, Supariyono, 40, asal Dusun Tegalyasan, RT 2, RW 5, Tegalarum village, Sempu Kecamatan District, mendatangi polsek karena tidak terima perlakuan kasar oknum gurunya. “Saya tidak terima,” cetus Supariyono.

To the police, Supariyono mengungkapkan dugaan penganiayaan yang dilakukan KS kepada putranya itu terjadi sekitar pukul 11.00 Wednesday (6/4). Saat itu AA menegur temanya, VG, karena gaduh di kelas. Next, VG malah mengolok-olok anaknya dengan memanggil nama bapaknya, Yono. Accidental, nama Yono itu panggilan sang oknum guru.

“Saya itu menegur teman saya agar diam, malah saya yang dituduh berbuat gaduh,” ungkap AA kepada Jawa Pos Radar Genteng di Mapolsek Sempu kemarin (8/4). Gara-gara kelas gaduh, AA yang dicurigai sebagai biangnya langsung diminta KS maju. Di depan para siswa, oknum itu langsung menempeleng AA.

“Saya ditampar berulang kali, dan terakhir wajah saya diludahi,” ujar bocah sulung pasangan Supariyono, 40, dan Emi Hariyati, 35, that. Not only that, setelah menampar hingga beberapa kali dan meludahi wajah AA, KS yang terlihat emosi menantang AA memanggil orang tuanya.

“Nek gak terimo bapakmu kon rene (Kalau tidak terima, bapakmu suruh ke sini),” cetus AA menirukan tantangan KS. Mendapat perlakuan kasar gurunya, AA sempat menangis di luar ruang kelas. Sepulang sekolah, his biological mother, Emi Hariyati, kaget melihat putranya pulang sekolah dengan wajah lebam.

“Saya tanya kenapa, anaknya langsung cerita baru saja dipukul gurunya di kelas,” ujar Emi Hariyati. Tidak terima anaknya diperlakukan kasar, Emi Hariyati langsung mengabari suaminya yang sedang bekerja di Bali. “Ada kabar itu, saya langsung pulang,” cetus ayah kandung AA, Supariyono, kepada Jawa Pos Radar Genteng.

Supariyono sampai di rumah sekitar pukul 21.00. Saat itu juga dia langsung mendatangi Polsek Sempu. Anggota polisi yang sedang jaga menyarankan AA divisum di rumah sakit atau puskesmas. Dengan membawa kuitansi visum dari Puskesmas Sempu, Kamis siang (7/4) Supariyono kembali ke polsek untuk melapor.

Ternyata tidak mudah melapor. Saat datang yang kali kedua, dirinya diminta membuat surat pengaduan dan diminta datang pada Jumat pagi (8/4). “Saya kecewa. Seharusnya tugas guru itu mendidik, bukan menyakiti seperti ini," he said.

Sebagai seorang guru, he said, seharusnya dia tidak memperlakukan siswa seenaknya. Especially, memancing dan menimbulkan provokasi dengan nada menantang. “Kalau dijewer atau dipukul bagian kaki, saya masih bisa diterima, tapi kalau sampai luka seperti ini bagaimana?” terang Supariyono.

For that incident, Supariyono berharap pihak sekolah, UPTD Pendidikan Kecamatan Sempu, dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, memberi sanksi tegas sesuai kelakuan oknum guru itu. If not, sikap oknum guru itu bisa kebablasan dan jatuh korban lagi.

“Pak KS sudah meminta maaf dan mengaku khilaf. Tapi saya masih tidak terima, kok enak habis mukul minta maaf," he said. Head of SDN 3 perfect, Sempu District, Kusniadi, saat dikonfirmasi membenarkan ada pemukulan yang dilakukan oknum guru kepada siswa di sekolahnya.

“Sebenarnya itu bukan penganiayaan, tapi untuk mendidik anak. Cuma ya kebablasan,” ujar Kusniadi. Saat mendapat laporan ada dugaan penganiayaan itu, light him, sebagai kepala sekolah dirinya telah meminta agar persoalan itu diselesaikan secara kekeluargaan.

“Yang bersangkutan (KS) sudah meminta maaf. Saya kira sudah selesai, kok tahu-tahunya malah di laporkan ke polsek,” katanya dengan nada terkejut. Untuk menyelesaikan perkara itu, light him, dirinya dan dewan guru akan kembali mendatangi rumah Supariyono dan Emi Hariyati untuk membicarakan persoalan itu dengan baik-baik.

“Sore ini (yesterday) kami akan datang ke rumah Pak Supariyono untuk meminta maaf sekaligus membahas solusi persoalan ini,” katanya saat dihubungi melalui telepon seluler. Kapolsek Sempu, AKP Jaenur Kholiq, melalui Kanitreskrim Aiptu Subakti mengatakan pihaknya masih mendalami kasus tersebut dengan mendengarkan keterangan kedua pihak dan saksi.

“Kami juga bersedia menjembatani kalau memang persoalan ini akan diselesaikan secara kekeluargaan," he concluded. (radar)