The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Warga Fokus di Pantai, Mahasiswa Punguti yang Mengambang

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

PENGUNJUNG yang datang ke pantai tentu ingin menikmati pemandangan laut. Ada juga yang ingin bermain air, dan ada pula yang ingin berenang, bahkan ada yang ingin menikmati pemandangan bawah air. However, bila laut di pantai yang dituju tiba-tiba penuh sampah, tentu akan sangat mengecewakan.

Pengelola tempat wisata juga lebih kecewa lagi. Seperti yang terjadi di pantai Grand Watudodol, Bangsring Village, Wongsorejo District, Banyuwangi. Hujan yang mengguyur terus-menerus sepekan terakhir itu menyebabkan laut kotor.

Laut yang biasanya jernih tiba-tiba keruh. Banyak pula sampah mengambang. Semua seolah datang terus-menerus seperti tiada habisnya. Kondisi itu mengundang keprihatinan banyak pihak yang terkait dengan tempat wisata itu. Especially, tempat wisata itu selama ini sering memberikan penghasilan tambahan untuk warga sekitar.

Even, ada beberapa warga yang mengais rezeki di tempat wisata itu untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Therefore, warga bersama puluhan mahasiswa membersihkan sampah di Pantai Kelopoan Grand Watudodol Jumat lalu (10/2).

Mereka fokus memungut sampah yang mengambang di laut pada jarak empat hingga lima meter dari bibir pantai. Besides that, ada juga kelompok nelayan yang fokus membersihkan sampah di pesisir pantai. Kegiatan itu dimulai sejak pukul 8.00.

Mahasiswa yang ikut serta dalam kegiatan bersih sampah laut itu berasal dari tiga program studi (prodi), yaitu biologi, agriculture, dan perikanan. “Masing-masing prodi memiliki tugas sendiri. Mahasiswa jurusan biologi bertugas mencangkok cemara udang. Mahasiswa jurusan pertanian dan perikanan mengambil sampah di laut dan di darat bersama warga,” jelas Sulistiyono, koordinator program Kuliah Kerja Nyata mahasiswa tersebut.

Meskipun sampah telah diambil sejak pagi, ternyata dua jam kemudian banyak lagi sampah yang terbawa arus dari arah utara. Sampah-sampah tersebut didominasi sampah plastik. “Sampah yang kami ambil tidak hanya yang mengambang. Sampah yang berada di dalam air juga kami ambil. Muncul ide membuat jaring khusus sampah khusus laut setelah merasakan lelahnya memungut sampah satu per satu,said Sulistiyono.

Untung Aprilianto, mahasiswa semester lima prodi perikanan, mengaku senang dengan kegiatan seperti itu. Selain dapat berbakti pada lingkungan dan masyarakat, dia juga dapat menikmati keindahan terumbu karang di bawah laut. “Sampah yang paling banyak memang sampah yang mengambang di laut. Sampah tersebut berbahan plastik, seperti botol minuman, bungkus makanan ringan, dan sterofoam, bahkan ada juga pembalut,"he said.

Camat Wongsorejo, Sulistiowati, say, banyak tempat sampah yang disediakan di lokasi wisata tepi pantai tersebut. Dear, he said, kesadaran pengunjung masih kurang. as a result, masih banyak sampah yang berserakan di pantai. “Apalagi sekarang musim hujan. Sampah-sampah yang menumpuk di sungai terbawa hingga ke laut. So, perlu pembersihan setiap hari menggunakan perahu untuk memaksimalkan pembersihan sampah," he explained.

Aziz, ketua Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas), mengakui sampah kiriman dari sungai semakin banyak di musim hujan. Therefore, warga pelaku usaha di pesisir rutin memungut sampah di darat dan di laut. “Sampah di sini memang seolah tidak ada habisnya. Selain karena musim hujan juga karena setiap hari banyak pengunjung yang datang, apalagi saat weekend. Kami berharap pemerintah daerah mau memberikan bantuan kapal cepat untuk membersihkan sampah-sampah di laut supaya lebih efektif dan efisien," he said.(radar)