The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Help Cut and Replace Rice, Protest Recipients

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

SRONO, Jawa Pos Radar Tile – Warga Desa Rejoagung, Srono . District, Banyuwangi, memprotes pemotongan dana bantuan sosial (Social Assistance) Program Keluarga Harapan (PKH) and Non-Cash Food Aid (BPNT) on Sunday (16/4). Protes itu dilakukan bersamaan dengan penyaluran beras bantuan pangan (BBP) di kantor desanya pada Minggu (16/4).

Penyaluran bansos PKH dan BPNT pada keluarga penerima manfaat (PKM) di Desa Rejoagung, ini dilakukan pada Senin (3/4) then. warga yang harusnya menerima bantuan Rp 600 thousand, hanya menerima Rp 350 thousand. Sedang sisanya Rp 250 thousand, diganti beras 25 kilogram. “Kami menanyakan kejelasan penyaluran bansos PKH dan BPNT,” terang juru bicara warga Desa Rejoagung, Arisman, 45.

Rombongan warga yang ditemui Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Syamsul Arifin dan Sekretaris Desa (Sekdes) Rejoagung Sigit Catur Waluyo itu, Arisman menanyakan kejanggalan penyaluran bansos PKH dan BPNT. Dalam surat edaran Kemensos RI, bansos BPNT dan PKH akan disalurkan melalui PT Pos Indonesia dan Himbunan Bank Milik Negara (Himbara). “Setiap KPM mendapat bantuan uang Rp 600 thousand,He said.

In the letter, it's clear, juga disampaikan perangkat desa/kelurahan, pendamping PKH, dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dilarang mengarahkan, memberi ancaman, atau paksaan kepada KPM untuk membeli bahan pangan tertentu di toko atau warung tertentu. “Sudah jelas aturannya," he said.

Di Desa Rejoagung, light him, penyaluran bansos diduga diarahkan. Dana bantuan yang harusnya Rp 600 thousand, yang diterima hanya Rp 350 thousand. “Bantuan langsung dipotong untuk membeli beras yang telah disediakan,” ujar Arisman seraya menyebut beras yang dijual lebih mahal dibanding di pasaran.

Kaur Kesra Desa Rejoagung, Samsul Arifin mengatakan, pemerintah desa tidak mengarahkan KPM untuk membeli beras bansos ini. “Kami tidak pernah mengarahkan, pendamping desa juga dilarang mengarahkan pembelian ke toko atau lembaga apapun," he said.

Kepala Desa Rejoagung Son Haji melalui Sekdes Sigit Catur Waluyo meminta maaf karena kegaduhan penyaluran bansos hingga membuat warga kecewa. “Jika ada yang mengarahkan kami mohon maaf, kedepan kami sangat memperhatikan KPM. Kami mengaku salah,He said. (gas/abi)

source