The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Before the Election, Peredaran Upal Meningkat

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Peredaran uang palsu (hoped) in Banyuwangi, tidak hanya terjadi di pelabuhan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Di beberapa lokasi lainnya, juga jadi sasaran pengedaran upal meski nominalnya jauh lebih kecil daripada temuan di pelabuhan. Secara umum pada tahun 2013, tren pengedaran upal meningkat dibanding tahun 2012 then. Ada dua even politik yang memicu meningkatnya
peredaran upal, yakni even lima tahunan pemilu gubernur dan pemilu anggota legislatif.

Pemilu bupati dan pilkades juga jadi ajang penyebaran upal, tapi tidak sebesar pemilu gubernur dan pemilu legislatif,” jelas Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jember, Dwi Suslamanto. Dua even politik itu, said Dwi, sudah beberapa tahun sering dimanfaatkan untuk menyebarkan upal. Even politik Pemilu Gubernur Jatim sudah berlalu. Year 2014 coming, warga akan menghadapi pemilu legislatif. Menghadapi even pemilu legislatif, warga diminta waspada terhadap peredaran upal.

Setiap kali melakukan transaksi, warga diminta cermat dan mengecek keaslian uang rupiah. Pada eveneven politik peredaran upal meningkat tajam. Peningkatan peredaran upal pada even-even politik naik sekitar Rp 2 hingga Rp juta Untuk wilayah kerja BI Jember, ungkap Dwi, Jember dan Banyuwangi menjadi pilihan favorit para pengedar upal.

Saat peringat pertama peredaran upal ditempati Jember. Posisi peringkat kedua peredaran upal terbesar berada di Banyuwangi. Peredaran upal di Bondowoso dan Situbondo hampir sama. Karena peringkat penyebaran upal terbesar di Jember dan Banyuwangi, said Dwi, maka target sosialisasi keaslian uang rupiah digenjot pada kedua daerah ini. (radar)