The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Mensos Adopsi Penanganan Kemiskinan di Banyuwangi

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Mensos-Khofifah-menyerahkan-bantuan-kepada-siswa-berkebutuhan-khusus-berprestasi-di-Pendapa-Sabha-Swagata-Blambangan-kemarin.

BANYUWANGI – Menteri Sosial (Mensos) RI, Khofifah Indar Parawansa, bakal menjadikan Unit Gawat Darurat (DMU) Penanganan Kemiskinan yang digagas Pemkab Banyuwangi sebagai role model sistem layanan rujukan terpadu (SLRT) tingkat nasional.

Even, dia berencana memaparkan program penanggulangan kemiskinan andalan Banyuwangi itu pada forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar bisa dijadikan rujukan SLRT tingkat dunia. Hal itu dikatakan Mensos Khofifah kepada sejumlah wartawan usai menyerahkan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) untuk keluarga miskin di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (25/4).

“Tahun ini Kemensos akan menyiapkan 50 kabupaten untuk menjadi bagian dari SLRT. Saya terkejut sekali ada kabupaten yang pernah mendapat apresiasi dari PBB, dan ternyata yang sekarang disiapkan oleh Banyuwangi jauh lebih advance dibandingkan daerah tersebut. Banyuwangi punya UGD Kemiskinan, Smart Village, dan e-Village Budgeting," he said.

Khofifah menambahkan, SLRT yang disiapkan Kemensos tahun ini diperlukan untuk meng-update seluruh layanan kesejahteraan sosial, termasuk untuk rumah tidak layak huni, and others. Data tersebut akan direspons dan ditindaklanjuti dengan cepat.

"For example, ada orang kurang mam pu belum dapat Kartu Indonesia Sehat (SMALL) sementara kita punya 400 ribu buffer stock. Maka clangsung akan kita berikan ke mereka. Jangan sampai buffer stock itu tidak sampai kepada mereka yang membutuhkan," she said.

Just knowing, angka kemiskinan di Banyuwangi turun signifi kan dari 20,4 persen pada 2010menjadi 9,2 persen pada 2015. Mengetahui akselerasi pe ngentasan kemiskinan yang sangat cepat tersebut, Mensos menyatakan ingin menyelaraskan SLRT dengan program Smart Kampung dan UGD Penanganan Kemiskinan di Banyuwangi.

“Saya belum sampaikan ke Pak Bupati (Abdullah Azwar Anas). Saya ingin menjadikan ini sebagai rule model untuk SLRT yang tahun ini kita siapkan. Ini akan menjadi bagian yang bisa dijadikan role model di tingkat nasional," he explained.

More than that, Mensos Khofifah berharap Banyuwangi siap jadi role model Indonesia. Dia ingin Smart Kampung dan UGD Kemiskinan tersebut menjadi sistem layanan terpadu. “Sehingga November mendatang bisa menyampaikan format ini kepada PBB. Karena memang ada format yang diharapkan bisa menjadi role model di dunia. So that, yang diinisiasi Banyuwangi tidak hanya dijadikan role model di Indonesia, tapi juga di negaranegara lain di dunia," he said.

Meanwhile, Smart Kampung merupakan program pelayanan publik yang digagas Pemkab Banyuwangi untuk meningkatkan kualitas masyarakat pedesaan. Pelayanan publik, seperti Surat Pernyataan Miskin (SPM); surat keterangan lahir, mati, pindah, dan datang; akta kelahiran, pengurusan kartu keluarga; cukup di desa/kelurahan.

Even, tiap desa dilengkapi data kemiskinan. Melalui program tersebut, balai desa diharapkan jadi pusat aktivitas masyarakat dengan dilengkapi internet nirkabel (wifi) yang wajib dianggarkan pemerintah desa. Balai desa dijadikan spot untuk mencari informasi, sekaligus pusat aktivitas warga, mulai les kesenian, posyandu, productive economic activity, hingga temu warga.

Di setiap desa juga terdapat penunjang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penanganan Kemiskinan yang sinkron dengan kantor UGD Kemiskinan di kantor bupati dan kecamatan. UPT yang berdiri di setiap kecamatan itu bertugas menyisir permasalahan warga di tingkat lokal agar segera tertangani.

Setiap laporan dan pengaduan terkait kemiskinan akan langsung direspons pemkab dalam waktu tidak kurang dari empat jam dengan mengintegrasikan sejumlah dinas terkait, seperti Dinas Sosial, education authorities, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta Bagian Kesejahteraan Masyarakat sebagai sekretariat UGD.

Meanwhile, sesaat sebelum Mensos hadir, Pendapa Sabha Swagata Blambangan juga kehadiran satu tamu penting lain, yakni Menteri Agama (Menag) RI, Lukman Hakim Saifuddin. Pada kesempatan tersebut Menag berpesan agar masyarakat menjaga nilai-nilai agama yang telah tertanam baik di Banyuwangi.

Lukman mengatakan, dirinya menyadari bahwa masyarakat Banyuwangi adalah masyarakat yang sangat agamis, masyarakat yang sangat religius, dan memegang teguh nilai-nilai agama. “Saya hanya titip, mohon ini terus dijaga. Karena tanpa agama, kehidupan kita tentu akan menghadapi persoalan-persoalan di kemudian hari," he said.

Besides that, Menag berharap dukungan masyarakat Banyuwangi terhadap seluruh prog ram pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. “Mudah-mudahan dengan dukungan seluruh masyarakat Banyuwangi, program pemerintah pusat dan daerah betul-betul bersinergi sehingga manfaatnya betul-betul bisa kita rasakan bersama," he concluded. (radar)