MUNCAR – Para nelayan yang tinggal di sekitar pesisir Pantai Muncar, until yesterday (20/10) masih banyak yang belum berani melaut. Ombak di daerah yang dulu dikenal penghasil ikan terbesar di Indonesia itu, ternyata semakin menggila.
Para nelayan hanya bisa memarkir perahu dan kapal di sekitar pelabuhan dan di pantai. Bila ada yang nekat, hanya mencari ikan di sekitar pantai. “Anginnya besar sekali, ombak jadi tinggi dan ganas,” cetus Abdurrahman, 54, salah satu nelayan asal Dusun Palurejo, Tembokrejo Village, Muncar District.
According to Abdurrahman, angin besar dan ombak besar itu terjadi sejak Selasa malam (17/10). At that time, di daerahnya sedang turun hujan deras. “Angin kencang sekali, di tengah laut itu ombaknya itu mencapai tiga meter,” he said.
At the moment, light him, sebenarnya banyak ikan tongkol. Tapi karena angin besar dan ombak tinggi, para nelayan tidak berani melaut. “Resikonya sangat besar bila nekat melaut,” cetusnya pada Jawa Pos Radar Genteng.
Nelayan lainnya, Hamidi, 48, asal Dusun Sampangan, Kedungrejo village, Muncar District, menambahkan angin kencang dan ombak besar itu sebenarnya sudah biasa terjadi setiap Agustus hingga akhir September. But, ini sudah Oktober angin dan ombak besar masih terjadi. “Mungkin karena sering turun hujan membuat angin jadi besar dan ombak tinggi,” he said.
Meanwhile, Kepala Dusun Sampangan, Kedungrejo village, Anton Ansori, mengatakan kalau saat ini ombak memang sedang besar. In fact, di selat Bali ketinggiannya mencapai tiga meter. “Rata-rata ketinggian ombak itu antara 2,5 meter hingga tiga meter,” he said.
Karena ombak yang besar itu, Anton meminta pada para nelayan untuk tidak memaksakan melaut. Because, itu sangat berbahaya bagi keselamatan.” Kalau sudah di tengah laut tiba-tiba cuaca buruk, nelayan harus segera mencari tempat yang aman. (radar)
