Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Aliran Menghilang, Sungai Dijuluki Mailang

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

aliraHULU sungai Kalilo lainya Sungai Mailang. Mata air sungai ini berada di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro. Terletak di curah (jurang) sisi selatan jalan poros Desa Pesucen. Atau sekitar 100 meter dari sisi timur Pasar Selosoan. Sumber air Sungai Mailang ini benarbenar berasal dari dalam tanah. Air keluar dari sebuah gundukan yang terletak di sisi utara jurang tersebut. Debit air yang keluar cukup deras. Jika semuanya dialirkan melalui pipa, maka air dari sumber ini bisa dipakai sekitar 100 penduduk.

Oleh warga setempat, di sekitar mata air ini dibangun kolam ukuran 1 x 2 meter. Warga yang memiliki kebun di sekitar sumber ini memanfaatkan air ini untuk mandi dan minum. Sekitar satu meter di sisi selatan mata air ini terdapat aliran air yang bersumber dari limbah warga yang tinggal di sekitar Pasar Selosoan. Air ini kemudian menyatu sekitar dua meter ke arah timur dari sumber mata air tersebut. Sehingga, debit air Sungai Mailang bertambah banyak.  

Di sekitar sumber ini ditumbuhi semak belukar, bambu, pisang, kopi, pala, cengkih, mahoni, bendo, hingga durian. Semakin ke timur, aliran air semakin tampak besar. Maklum,hampir di sepanjang jalur sungai ini terdapat tanaman bambu. Tanaman dari jenis rerumputan dengan rongga dan ruas di batangnya ini diyakini mampu menghasilkan air.

Hasil studi dari Akademi Beijing dan Xu Xiaoging, tanaman bambu yang ditanam di sepanjang daerah aliran sungai, ternyata mampu menambah 240 persen air bawah tanah lebih besar dibandingkan pohon pinus. Selain itu, akar dari bambu ini sangat kuat dalam menjaga tanah dari erosi. Akar dari tanaman bambu yang ditebang pun masih dapat berfungsi mencegah pengikisan. Bahkan, tanaman bambu menghasilkan 35 persen lebih banyak oksigen daripada tanaman lain pada umumnya.  

Sebelum mencapai Kalilo, Sungai Mailang harus melewati beberapa desa. Mulai Pesucen, Dusun Kelirpuan di Desa Kelir; Kecamatan Kalipuro; kemudian membelah Desa Grogol di Kecamatan Giri. Dari Grogol inilah, sungai ini mengalir hingga ke selatan Masjid Giri, lalu terus ke timur melewati Perumahan Villa Bukit Mas hingga di timur pekuburan Bendo, Singotrunan, letak sungai Kalilo berawal. Ada yang menarik dari keberadaan Sungai Mailang.

Menurut warga Pesucen, disebut Mailang karena aliran air Sungai Mailang ini sering hilang di tengah jalan. “Coba kamu telusuri dari sini (Pesucen) hingga ke Giri. Di beberapa tempat,aliran air dari sungai ini tidak ada. Lalu, tiba-tiba muncul di tempat lain,” ujar Achrori, 46, warga Pesucen. Achrori tidak tahu pasti mengapa air yang mengalir di Sungai Mailang ini tiba-tiba menghilang. “Bahkan hilangnya tidak melulu di tempat tersebut. Tapi sering berpindah. 

Karena itu, warga di sini menyebut sungai ini sebagai Sungai Mailang. Karena sering hilang itu,” katanya.Pria yang juga pengurus HIPPAM(Himpunan Pemakai Air Minum) di Desa Pesucen ini menduga, aliran air dari Sungai Mailang ini sebetulnya sudah habis karena digunakan untuk irigasi lahan pertanian di wilayah desanya maupun Desa Grogol dan Giri. Selain itu juga digunakan untuk HIPPAM yang mengalir ke rumahrumah penduduk. “Karena itu, air yang sampai ke Kalilo itu sebetulnya tidak murni dari sumber mata air di Pesucen.

Tapi sudah bercampur dengan sumber-sumber lain, serta air limbah dari lahan pertanian yang berada di bawah Sungai Mailang ini,’’ duga Kang Orik, sapaan karib Achrori. Jika ditelusuri dari Pesucenhingga Kelirpuan, debit air Sungai Mailang ini memang cukup kecil. Namun, setelah memasuki Grogol, debit air sungai Mailang cukup besar, namun mengecil lagi saat melewati Giri hingga ke Kalilo. Karena itu, anggapan habis karena dipakai untuk lahan pertanian menjadi tak terbantahkan. (radar)