Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Badai Berlalu Tetap Hujan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

badaiBANYUWANGI – Meski badai tropis Narelle sudah berlalu, bukan berarti tak ada lagi ancaman cuaca ekstrem di Banyuwangi. Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan, hujan lebat disertai angin kencang masih berpeluang melanda Bumi Blambangan.

Pada Januari ini, wilayah Banyuwangi memang mengalami puncak musim hujan Potensi hujan lebat dan angin kencang tersebut semakin besar lantaran adanya pusat tekanan rendah yang bisa memicu badai di barat daya Australia. Prakirawan Stasiun Meteorologi Banyuwangi, Anjar Triyono Hadi mengatakan, musim hujan kali ini diprediksi akan berakhir Maret mendatang. “Namun, puncak musim hujan di Banyuwangi terjadi pada ini (Januari),” ujarnya kemarin (15/1).

Anjar mengimbau warga mewaspadai potensi hujan lebat yang disertai angin kencang. Diakui, badai Narelle yang terbentuk akibat tekanan udara rendah di perairan sebelah barat daya Waingapu, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah berlalu. Meski begitu, tekanan udara rendah masih terjadi di barat daya Australia. Jika tekanan rendah tersebut sampai berubah menjadi badai, maka potensi cuaca ekstrem di Banyuwangi akan semakin besar.

Sementara itu, Anjar menjelaskan bahwa intensitas hujan di seantero Banyuwangi tidak merata, yakni antara hujan ringan hingga lebat. “Kecepatan angin berkisar delapan kilometer (Km) per jam sampai 40 Km per jam,” kata dia. Lebih lanjut Anjar mengatakan, tinggi gelombang maksimum di perairan Banyuwangi sudah berangsur- angsur turun, yakni dari empat meter menjadi tiga meter. Tinggi gelombang signifikan di laut selatan Jawa Timur (Jatim), imbuhnya, berkisar antara 1,3 meter sampai 2 meter. “Sedangkan gelombang signifi kan di Selat Bali antara 0,8 meter sampai 1,3 meter,” pungkasnya. (radar)