Meanwhile, Pemkab Banyuwangi berencana membangun terminal penumpang Bandar Udara (Airport) Blimbingsari di tahun 2014 coming. Estimasi biaya yang dibutuhkan untuk merealisasikan pembangunan dengan konsep green arsitektur dan hemat energi itu mencapai Rp 40 billion. Anggaran senilai Rp 40 miliar itu dianggarkan dalam APBD Ba nyuwangi 2014 of Rp 25 billion. The rest, i.e. Rp 15 billion, berasal dari APBD Pro vinsi Jatim.
Budget Rp 25 miliar dari APBD Banyuwangi ter sebut akan digunakan membangun struktur gedung bandara kebanggaan masyarakat Banyuwangi tersebut. Anggaran yang berasal dari APBD Provinsi akan digunakan membangun bagian interior, utilitas gedung, dan landscape. Kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan Bandara Blimbingsari akan menjadi bandara pertama di Indonesia yang me ngu sung konsep go green.
Desain arsitektur bandara yang ber lokasi di Desa Blimbingsari, Ke camatan Ro gojampi, itu akan dibuat se demikian rupa, sehingga mampu me mi nimalkan penggunaan pen dingin ruangan atau air conditioner (AC). It says, terminal pe numpang Bandara Blimbingsari akan dibangun layaknya resort. Di sisi kiri dan kanan terminal pe numpang tersebut akan di bangun kolam. “Saat (air kolam) diterpa angin akan memberikan efek dingin ke dalam ruangan,” ujarnya usai mengikuti rapat paripurna pengambilan keputusan atas RAPBD 2014 Jumat malam (13/12).
According to Regent Anas, terminal penumpang Bandara Blimbingsari akan jauh berbeda dengan bandara lain di Indonesia yang mayoritas menggunakan kaca. Terminal penumpang Bandara Blimbingsari akan dilengkapi bilah-bilah kayu ulin. “But, kayu ulin yang digunakan bukan kayu ulin baru melainkan kayu ulin bekas. Kalau kayu ulin baru, berarti harus menebang pohon. So, konsep Bandara Blimbingsari konsisten dengan ekowisata di Banyuwangi," he explained.
No half-hearted, arsitek terminal penumpang Bandara Blimbingsari me rupakan arsitek pembangunan bandara pa pan atas nasional, yakni Andra Matin. Andra bersama tim sudah melakukan pengecekan lapangan beberapa kali. Se belum desain bandara diputuskan, An dra juga telah melakukan presentasi di ha dapan seluruh satuan kerja perangkat dae rah (SKPD) dan budayawan Bumi Blam bangan. “Selain menggunakan desain gogreen, terminal penumpang Bandara Blimbingsari juga mengadopsi arsitektur Osing," he explained.
Uniquely, Bandara Blimbingsari diproyeksi men jadi salah satu bandara termurah di In donesia. According to Anas, pembangunan ban dara di sejumlah daerah lain di tanah air menghabiskan anggaran jauh lebih tinggi dibandingkan Bandara Blimbingsari. Pem bangunan Bandara Kalimarau, for example. Bandara yang berlokasi di Berau, East Kalimantan, tersebut menelan biaya Rp 400 billion. Pembangunan Bandara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara timur (NTT), juga menghabiskan biaya jauh lebih besar daripada biaya pembangunan Ban dara Blimbingsari, i.e. Rp 160 billion.
Masih kata Bupati Anas, pembangunan Bandara Blimbingsari memang membutuhkan anggaran yang jauh lebih sedikit daripada pembangunan bandara di daerah lain. "Because, not all (ruangan) di Bandara Blimbingsari pakai AC. Ruangan yang begitu besar dengan jumlah penumpang yang tidak terlalu banyak, inefisiensi sangat penting. Dengan konsep tersebut, kita bisa menghemat anggaran cukup besar. Dengan disahkannya APBD 2014, insya Allah akhir tahun 2014 atau awal 2015 Banyuwangi akan memiliki bandara yang sustainable development," he concluded. (radar)
