WONGSOREJO – Harga komoditas jagung di Kecamatan Wongsorejo anjlok dibandingkan tahun 2013 then. Saat ini petani jagung hanya mampu menjual jagung di kisaran Rp 2.500 up to Rp 3.000. even though, tahun lalu petani bisa menjual hasil panen seharga Rp 3.500 up to Rp 4.000 dalam setiap satu kilogram. Tahun ini hasil produksi petani Kecamatan Wongsorejo lebih baik daripada tahun sebelumnya.
”Alhamdulillah, panen sekarang ini cukup bagus,” Ujar Lutfi , petani jagung asal Desa Bengkak, Wongsorejo District. According to Lutfi , rata-rata petani jagung sudah mulai panen. Nevertheless, masih ada jagung yang belum dipanen. ”Kalau yang belum panen, tanamnya belakangan,He said. Musim panen jagung di Kecamatan Wongsorejo beragam. Ada yang mulai panen tiga bulan lalu dan puncaknya panen bulan Juni ini.
However, panen jagung yang melimpah itu tidak berbanding lurus dengan pendapatan yang diterima petani akibat anjloknya harga jual jagung. actually, jika produksi meningkat, maka petani menerima pendapatan yang lebih besar. However, yang terjadi adalah sebaliknya. Petani tidak mendapat keuntungan besar.
Selain karena harganya murah, biaya operasional tidak sedikit. Lutfi mengatakan, jagung baru bisa dipanen setelah tiga bulan. Tiap satu minggu harus disiram. Berarti, mulai menanam hingga dipanen, bisa belasan kali disiram. Ongkos produksi itu belum termasuk pupuk. ”Tanaman jagung dipupuk dua hingga tiga kali hingga panen. Bayangkan sendiri,” ungkap Lutfi . (radar)
