The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Jovan dan Yadi ditangkap, Warga Tumpang Pitu Kian Memanas

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Jadi Tersangka Langsung Dikirim ke Polda Jatim

PESANGGARAN-Aparat kepolisian tidak mau ampun dengan aksi perusakan dan pembakaran di area pertambangan emas dan fasilitas milik PT BSI, on Wednesday (25/11). Dua warga yang diduga terlibat dalam kerusuhan itu ditangkap, Saturday afternoon (28/11).

Kedua warga yang semuanya dari Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, itu adalah Jovan Tri Anggono, 19, dan Suyadi, 40. Keduanya dijemput oleh polisi di rumahnya, sesaat setelah pulang menjalani perawatan di RS AL Huda, Rooftile.

“Dua warga memang ditangkap,” cetus Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama, melalui Kasubag Humas, AKP Subandi. Subandi menyebut kedua warga yang ditangkap itu Jovan dan Suyadi. Keduanya diciduk di rumahnya oleh anggota buru sergab (buser) East Java Police.

“Yang menangkap buser dari polda dan polres,He said. Penangkapan kedua warga yang diduga terlibat dalam aksi perusakan dan pembakaran itu, he continued, bukan bentuk provokasi. Both of them, sudah lama diincar.

“Belum waktunya pulang dari rumah sakit, keduanya sudah pulang, lalu kita jemput di rumahnya," he said. Jovan dan Suyadi itu, it's clear, telah menjalani pemeriksaan di polres. Both of them, juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Untuk keperluan pengembangan, kedua tersangka dikirim ke Polda Jatim.

“Kedua tersangka dikirim ke Polda Jatim,He said. With a serious tone, Subandi menyampaikan polisi akan terus mengusut pelaku perusakan dan pembakaran di lokasi penambangan emas Gunung Tumpang Pitu, Sumberagung Village, Kecamatan Pesanggaran.

“Yang melakukan perusakan dan pembakaran akan kita amankan,” he said. Subandi memaklumi jika warga yang ada di sekitar pertambangan emas, beraksi dengan menuntut pembebasan kedua temannya yang ditangkap.

“Jika ada yang keberatan, tidak apa-apa nanti kami jelaskan. Kalau mau menyampaikan pendapat tidak masalah, tapi kalau anarkis tidak dibenarkan," he explained. Terkait pengerahan kendaraan water cannon di sekitar lokasi pertambangan emas, Subandi menyampaikan kalau itu bagian dari patroli besar.

“Itu patroli skala besar, mengantisipasi yang lain aja,he explained. Untuk menjaga wilayah yang kondusif, Subandi meminta semua warga bisa menenangkan diri. Keberadaan petugas keamanan di lokasi tambang, itu berdiri netral demi menjaga ketertiban, bukan memihak pihak tertentu.

“Warga diharapkan tenang, jangan terprovokasi,he explained. Meanwhile, salah satu tokoh pemuda Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Prasetyawan, 25, mengatakan saat ini kondisi Pancer sedang panas. Warga meminta kedua warga yang ditahan polisi dibebaskan.

Because, keduanya hanya menjadi korban provokasi. “Kita ingin mereka dibebaskan, tau apa orang itu? yang menyulut api bukan kita,” he said. At the moment, he still said, warga Pancer banyak yang resah. Mereka ketakutan dan tidak nyaman dengan aparat kepolisian yang terus mondar-mandir di lingkungannya.

“Ini korban kepentingan, korban perang investor," he said. Keterlibatan warga Pancer dalam aksi, sebenarnya paling terakhir. Orang di luar Pancer, yang banyak terlibat dalam aksi itu. “Kita ini terakhir, kita sebenarnya tidak mau terlibat," he said.

Prasetyawan menegaskan pihak-pihak yang telah memutuskan masuk dalam kisruh ini, untuk bertanggung jawab dan bisa memberi solusi. One of them, seorang politisi dari Jakarta. “Mohon bisa memadamkan apinya hingga ke akarnya,” he said.

Menurut Prassetyawan, dirinya tidak mengatakan politisi itu sebagai provokator. But, dia menganggap orang itu memiliki peran dalam kisruh ini. (radar)