The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Tabungan Rp 800 M Naik Rp 1,2 Trillion

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

inflationMeanwhile, perkembangan ekonomi yang bergerak positif beberapa tahun terakhir berimbas pada dunia perbankan di Banyuwangi. Dua bank, yakni BCA dan BNI mencatat jumlah penabung dan nominal tabungan nasabah mengalami lonjakan. BCA misalnya, bank yang satu ini mencatat jumlah penabung naik dari 51 ribu pada September 2013 Becomes 57 ribu pada Juli 2014. In the same period, jumlah tabungan nasabah di bank tersebut naik dari Rp 800 miliar menjadi Rp 1,2 trillion.

Pimpinan Cabang (Pinca) BCA Banyuwangi, Joy Pakasi mengatakan, ekonomi Banyuwangi yang terus berkembang positif mengakibatkan kemampuan masyarakat menabung terkerek naik. “Daya tarik masyarakat Banyuwangi untuk menabung sangat tinggi,” ujarnya saat jumpa pers di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (14/8). Menurut Joy, pertumbuhan jumlah penabung di Banyuwangi tertinggi dibandingkan kabupaten lain di eks-Karesidenan Besuki, seperti Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Lumajang.

Therefore, BCA Kantor Cabang (KC) Banyuwangi akan menambah satu unit kantor cabang pembantu (KCP) di Kecamatan Wongsorejo. Pembukaan KCP Baru tersebut untuk menyasar nasabah baru. “Saat ini kami memiliki empat KCP di Banyuwangi," he said. Pimpinan Cabang BNI Banyuwangi, Efrizal, juga mencatat peningkatan jumlah tabungan hingga 20 persen dalam kurun waktu setahun. However, Efrizal tidak merinci peningkatan tersebut. “Kredit dan penabung meningkat," he said. Dengan adanya peningkatan transaksi di BNI itu, kata Efrizal, pihaknya akan menambah 18 unit automatic teller machine (ATM), sehingga total BNI memiliki 58 unit ATM.

“Kami punya 6 kantor cabang pembantu,He said. Pimpinan Cabang Bank Jatim Banyuwangi yang sekaligus Ketua Musyawarah Perbankan Daerah Banyuwangi, Riyanto, explain, tingkat loan to deposit Ratio (LDR) 11 bank di Banyuwangi rata-rata 94,65 percent. LDR adalah rasio besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Tingkat kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) di Banyuwangi rata-rata sebesar 2,4 persen.

Angka kredit bermasalah itu lebih kecil dibandingkan Kabupaten Jember 4,33 persen dan Bondowoso 2,62 percent. Meanwhile, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersyukur pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi selalu melampaui rata-rata Jawa Timur dan nasional. On 2011, saat pertumbuhan nasional 6,5 persen dan Jatim 6,86 percent, pertumbuhan Banyuwangi mencapai 7,14 percent. On 2012, pertumbuhan Banyuwangi 7,29 percent.

Pada saat yang sama pertumbuhan nasional 6,23 persen dan Jatim 7,27 percent. On 2013, saat ekonomi sedikit melandai, pertumbuhan Banyuwangi mencapai 6,85 persen di atas pertumbuhan nasional 5,78 persen dan Jatim 6,55 percent. “Strategi keroyokan banyak sektor membuat ekonomi tetap dinamis. Government, BUMN, dan swasta, bersama-sama saling dukung mengeroyok menyelesaikan masalah-masalah perekonomian.

Pertanian tidak cukup hanya pertanian, tapi diberi sentuhan lain, seperti wisata agro, sehingga petani dapat tambahan penghasilan. Pariwisata juga berperan besar dalam mendorong pertumbuhan jasa transportasi, culinary, perhotelan, dan aneka kerajinan rakyat," he said. Salah satu indikator kinerja ekonomi daerah yang membaik dapat dilihat dari kinerja perbankan.

Penyaluran kredit pada 2013 mencapai Rp 4,28 trillion, atau meningkat 24,73 persen dibanding 2012 of Rp 3,43 trillion. Pertumbuhan kredit itu melampaui pertumbuhan kredit perbankan secara nasional di kisaran 21 percent. Angka kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di Banyuwangi sebesar 2 percent, masih jauh di bawah batas maksimal BI, that is 5 percent. (sgt/c1/bay)