Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Perempuan dan Narkoba

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BERITA terkait narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) cukup menghiasi halaman Radar Banyuwangi edisi hari ini. Pada halaman utama, ada berita tentang dua purel yang ditangkap polisi gara-gara narkoba jenis sabu-sabu (SS). Mereka kedapatan membawa serbuk kristal haram tersebut saat digeledah polisi.

Selama menjalani pemeriksaan, ternyata dua purel tersebut mengaku sudah sering memakai barang haram tersebut. Ada banyak hal yang mengejutkan dalam pemeriksaan polisi terhadap dua perempuan itu. Yang pertama, salah satu purel mengaku mengonsumsi SS dengan metode yang sedikit berbeda.

Lazimnya, SS diisap uapnya melalui alat bernama bong. Yang tidak lazim alias ora umum, perempuan itu mengaku sering memakai SS dengan cara disuntik langsung ke dalam tubuh. Tentu saja, itu membuat gusar kita semua. Efek ketergantungan narkoba tersebut sangat sulit dikalahkan. Apalagi, bila cara mengonsumsinya dengan cara yang tidak lazim itu.

Dua tersangka perempuan dalam kasus narkoba itu menyatakan punya alasan sendiri kenapa terjerat narkoba. Mereka mengaku memakai kristal putih haram tersebut sebagai zat yang membantu aktivitas mereka bekerja. Maklum, pekerjaan sebagai purel lebih ramai pada malam hari. Biasanya, mereka bertugas melayani tamu di tempat  hiburan dan karaoke.

Bahkan, kedua tersangka perempuan itu menggunakan SS dengan tujuan agar kuat bekerja. Bila mengonsumsi barang haram tersebut, mereka mengaku tidak mengantuk saat menemani tamu di tempat karaoke pada malam hari. Sebenarnya fenomena apa ini? Kami punya pandangan bahwa bagaimanapun para pengedar narkoba sudah tak lagi menyasar anak sekolah dan remaja sebagai konsumen.

Kali ini, pengedar sudah menyisir kalangan perempuan pekerja. Mereka adalah kelompok pekerja yang bisa memperoleh uang dengan cara mudah dan cepat. Jika itu dibiarkan menjalar, kerusakan bangsa ini akan jauh lebih parah. Selama ini, kaum remaja dan pemuda memang akan jadi penerus dan pemimpin bangsa. Tetapi, jika ibu-ibu muda dan calon ibu sudah kena narkoba, tentu itu sangat membahayakan.

Sebab, yang diserang bukan hanya generasi muda dan calon pemimpin bangsa. Serangan kali ini sudah jauh lebih mendasar , yakni mereka akan mengontaminasi perempuan yang juga calon ibu. Jika sejak bayi mereka sudah kena narkoba, apakah mungkin perempuan itu akan berhasil mendidik anaknya menjadi calon pemimpin bangsa.

Oleh karena itu, kita sebagai bagian dari masyarakat harus ikut melawan fenomena negatif itu. Spiritnya, mari kita jaga sosok ibu dari anak-anak bangsa itu agar selalu bersih dan jauh dari narkoba. Sehingga, surga yang berada di bahwa telapak kaki ibunda itu tak terkontaminasi hal yang tidak baik. (radar)