Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Satu Tekad Tolak ISIS

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Lintas elemen di Banyuwangi melakukan deklarasi penolakan terhadap gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) kemarin (19/5). Kegiatan yang dilangsungkan di aula Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0825 Banyuwangi itu dilakukan guna menangkal masuknya paham radikal tersebut ke Bumi Blambangan.

Hadir dalam kegiatan itu, antara lain Bupati Abdullah Azwar Anas, Komandan Kodim (Dandim) Letkol (Kav) Mangapul Hutajulu, Kapolres AKBP Tri Bisono Soemiharso, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, dan Ketua I MUI Banyuwangi KH. Muhyidin Abdul Ghani.

Selain itu, hadir pula tokoh lintas agama, tokoh organisasi kemasyarakatan (ormas), dan mahasiswa. Ada lima poin penting dalam deklarasi penolakan ISIS tersebut. Pertama, menolak dengan tegas keberadaan ISIS dan segala bentuk kegiatannya di wilayah NKRI, khususnya di Banyuwangi.

Kedua, menolak segala bentuk kekerasan atau terorisme yang mengatasnamakan agama. Poin penting lain adalah menolak segala bentuk pemaksaan atau kekerasan terhadap pemahaman agama. Selain itu, mereka menyatakan siap menjaga umat dari segala bentuk penyimpangan agama.

Poin terakhir adalah siap menjaga kerukunan umat beragama, menciptakan situasi dan kondisi yang kondisi di masyarakat. Dalam sambutannya, Dandim Ngangapul Hutajulu mengajak seluruh elemen masyarakat menguatkan tekad menolak ISIS.

“Kami mengundang seluruh hadirin untuk bekerja sama menjaga Banyuwangi agar tetap aman dan mencegah warga direkrut ISIS,” ajaknya. Dandim menuturkan, sampai saat ini pihaknya tidak mendapat laporan adanya warga Banyuwangi yang direkrut ISIS.

Meski demikian, upaya pencegahan perlu terus dilakukan. “Setelah kegiatan ini, kami akan mengerahkan anggota TNI dan kepolisian untuk menyosialisasikan hingga tingkat desa,” kata dia. Kapolres Tribisono menambahkan, selama tahun 2014 aksi terorisme di Indonesia turun drastis dibanding sebelumnya.

Hal itu rupanya dipicu banyaknya warga yang melakukan terorisme di luar negeri lantaran tergiur tawaran menjadi anggota ISIS. “Mari kita membentengi diri kita dari pengaruh ISIS,” serunya. Sementara itu, sebelum membacakan deklarasi penolakan ISIS, Ketua I MUI Banyuwangi, KH. Muhyidin Abdul Ghani, mengatakan bahwa MUI telah memberi garis merah terhadap ISIS.

ISIS dianggap sebagai gerakan muslim radikal. “Ditinjau dari realita, ISIS sudah di luar Islam,” cetusnya. Muhyidin menuturkan, Islam merupakan agama yang mengedepankan ajaran rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam). “Ajaran ISIS sudah menyimpang jauh dari Islam.

Orang yang tidak sepaham dengan mereka dibunuh dengan kejam,” tuturnya. Sementara itu, Bupati Anas menambahkan, perlu cara-cara baru untuk membentengi warga, khususnya anak-anak dari bahaya paham ISIS. Sebab, penyebaran paham ISIS kini tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tapi dilakukan secara terang-terangan dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

Anas mengatakan, ISIS telah memiliki 1.900 domain lebih. Domain itu dimanfaatkan untuk menyebarkan pemahaman ISIS melalui internet. “Kehadiran ideologi ISIS kini sudah masuk ke ruang privat seseorang. Ini tantangan baru yang kita hadapi,” kata dia.

Oleh karena itu, imbuh Anas, segenap elemen perlu duduk bersama menyusun formula baru untuk menangkal paham radikal tersebut. Misalnya, dengan mengumpulkan para pengguna internet (netizen). “Para netizen bisa diajak berkumpul.

Kita sebarkan pengetahuan positif tentang agama atau melalui pengajian via media sosial. Mudah-mudahan dengan cara itu kita bisa membentengi masyarakat dan anak muda dari paham ISIS,” pungkasnya. (radar)