Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tergolek dan Matanya Dirubung Semut

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

tergolekKondisi Arifin, 50, warga Lingkungan Singodiwongso, Kelurahan Singotrunan, Kecamatan Banyuwangi, masih kritis hingga kemarin. Setelah tiga hari menghilang, tukang pijat itu ditemukan tergeletak penuh luka di ladang jagung.

SETELAH menerima panggilan telepon pada Minggu malam lalu (9/6), Arifin langsung pergi dari rumah. Kepada sang istri, yakni Jami, 48, dia pamit pergi ke Lingkungan Kanalan, Kelurahan Lateng, Ke camatan Banyuwangi. Kala itu, bapak satu anak itu mengatakan hendak me mijat seseorang yang baru saja me nelepon. Lantaran bekerja menjual jasa pijat, Arifin pun nyaris pergi setiap alam. Jami tidak mempermasalahkan kepergian sang suami itu.

Apalagi, jarak rumah Arifin dan Lingkungan Kanalan tidak sampai satu kilometer. Namun, siapa sangka panggilan telepon itu berbuah petaka. Ya, sejak meninggalkan rumah selepas salat Magrib Minggu lalu, Arifin tak kunjung kembali ke rumah. Upaya pencarian yang dilakukan sang istri dan beberapa kerabat sia-sia. Hingga Selasa malam (11/6), Arifin tak kunjung ditemukan.

Hingga akhirnya, pihak keluarga Arifin mendengar kabar penemuan sesosok pria terkapar di sekitar ladang Jagung di Lingkungan Kanalan sekitar pukul 06.00 pagi kemarin (12/6). Saat ditemukan, kondisi pria tersebut sangat memprihatinkan. Luka menganga tersebar nyaris di seluruh bagian tubuhnya. Dugaan bahwa korban adalah Arifin seketika mencuat.Dugaan tersebut ternyata tidak meleset.

Lelaki yang itemukan di kebun jagung dengan kondisi kritis itu ternyata memang Arifin. Saat ditemukan, luka menganga seperti bekas jeratan tampak di leher korban. Tidak hanya itu, di kedua tangan dan perut korban juga terdapat luka sayat benda tajam. Kepala korban benjol seperti   bekas ber benturan dengan benda keras. Melihat kondisi luka yang dialami korban, ber bagai spekulasi pun berkembang.

Ada yang menduga Arifin merupakan korban per cobaan pembunuhan. Ada juga yang men duga dia sebagai perampokan. “Kami benar-benar prihatin melihat apa yang menimpa Arifin. Setahu kami, Arifin sangat ramah dan tidak punya musuh,” ujar Wheru Nusa, ketua RT 02/RW 03, Lingkungan Singodiwongso. Wheru mengatakan, selama korban tidak pulang ke rumah, pihak keluarga dibantu warga sekitar telah berupaya melakukan pencarian.

“Warga benar-benar tidak menyangka akan seperti ini. Arifin itu orangnya baik,” tutur ketua RT tersebut saat berada di RSI Banyuwangi. Dia menjelaskan, saat pergi dari rumah, Arifin mengenakan kemeja kotak-kotak dan celana warna cokelat. Namun, saat ditemukan, Arifin telanjang dada. Hanya celana cokelat itu yang masih melekat di tubuhnya. “Korban kali pertama di temukan pemilik tanaman jagung tersebut,” cetusnya.

Sementara itu, kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Jami mengaku  ti dak menyangka suaminya akan menjadi kor ban kekerasan. Menurutnya, selama ini Arifin tidak punya musuh. “Suami saya itu orangnya pendiam. Tidak pernah macammacam,” jelasnya. Dikatakan, suaminya pergi dari rumah sejak Minggu malam. Sebelum pergi, Arifin menerima telepon dari seseorang. “Setelah itu, suami saya (Arifi n) pamit memijat orang di Lingkungan Kanalan.

Saya tidak curiga, sehari-hari memang seperti itu,” tuturnya. Jami menambahkan, sebelum suaminya per gi atau saat ditemukan dalam kondisi mengenaskan kemarin, dirinya sama sekali tidak mendapat firasat buruk. “Sebelum pergi, suami saya juga tidak meninggalkan pesan khusus. Saya benar-benar khawatir terhadap kondisi suami saya. Kalau terjadi apa-apa, kasihan anak saya masih kecil,” papar ibu Mia Setyani, 3, tersebut.

Sementara itu, Saihu, pemilik ladang jagung tempat tubuh Arifin ditemukan mengungkapkan, saat kali pertama di temukan, tubuh Arifin tergeletak di tanah de ngan posisi kepala menghadap arah ba rat. “Awalnya saya kira orang gila. Karena saat itu korban tidak mengenakan baju,” je lasnya. Namun, setelah didekati, ternyata tampak luka di beberapa bagian tubuh Arifin.

Anehnya, tidak ada sedikit pun darah yang tercecer di sekitar penemuan tubuh Arifi n. “Luka-luka yang saya lihat dengan jelas di bagian leher korban. Saya tidak berani meneliti. Saya memilih langsung melapor kepada ketua RT setempat,” jelasnya. Menurut Saihu, kali pertama ditemukan, korban sudah tak mampu berkomunikasi. Bahkan, kedua mata korban sudah dirubung semut. “Mau ngasih minum pun saya takut,” pungkasnya. (radar)