Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Asing Belajar Tradisi Osing

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

asingBANYUWANGI – Puluhan mahasiswa dari beberapa negara berkesempatan belajar tentang seni dan budaya Banyuwangi. Para mahasiswa asing tersebut akan tinggal di Kota Gandrung se la ma lima hari untuk mendalami po tensi seni, budaya, dan melihat beberapa destinasi wisata. Eksotisme wisata dan kekayaan seni budaya Suku Osing menjadi daya pikat puluhan mahasiswa asing yang mendapat beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) dari Direktorat Diplomasi Publik Ke menterian Luar Negeri RI tersebut.

Puluhan mahasiswa asing itu berasal dari 12 negara, yakni Amerika Serikat, Nauru, Polandia, Maroko, Kroasia, Tonga, Yunani, Papua Nugini, Fiji, Australia, Fili pina, dan perwakilan Indonesia yang menjadi peserta program re guler. Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan  Pariwisata Banyuwangi, Mo ham mad Yanuarto Bramuda men jelaskan, mereka yang datang ke Banyuwangi itu merupakan ma hasiswa seni dengan berbagai pro fesi, mulai pelukis, fotografer, hingga jurnalis yang peduli ter hadap kebudayaan dan kesenian lokal.

“Mereka belajar di Ba nyu wangi Sabtu (10/8) hingga Rabu,” ujar Bramuda. Menurut Bramuda, mereka datang ke Banyuwangi karena daerah ini dianggap memiliki potensi seni, budaya, dan wisata yang luar biasa. Potensi Banyuwangi mereka di ketahui dari hasil mencari in formasi di internet tentang sejumlah tempat wisata di Jawa Timur “Setelah browsing, mereka tertarik dengan Triangle Diamond Ba nyuwangi, yakni Gunung Ijen, Pantai Sukamade, dan Pan tai Plengkung,” jelasnya.

Setelah mengetahui potensi Ijen, Sukamade, dan Plengkung dari internet, mereka me mu tuskan berkunjung ke Ba nyu wangi. Kawah Ijen menjadi ju jugan pertama. Selain me ngunjungi objek wisata, pu luhan mahasiswa juga di ke nalkan sejumlah kesenian lo kal Banyuwangi, tari jejer gandrung dan seblang olehsari. Puluhan mahasiswa itu juga me ngunjungi rumah Osing, Sang gar Genjah Arum di Desa Ke miren, Kecamatan Glagah, Senin malam lalu (12/8). Di sanggar yang terkenal de ngan kekhasan kopi asli Ba nyuwangi itu, mereka belajar seni tari gandrung.

Saat alunan mu sik gandrung yang energik dan khas dimainkan, mereka langsung mengikuti gerakan pe nari gandrung. Sampur (selendang) yang melingkar di leher masing-masing dikibaskan ke samping mengikuti suara kendang. Senyum langsung merekah saat mereka mengikuti gerakan tari gan drung. Meski hanya belajar be berapa jam, tari gandrung benar-benar menghipnotis mereka. Kekaguman belasan mahasiswa terhadap Banyuwangi tak berhenti di situ, mereka juga mengagumi keramahan warga tanah Osing ini.

Ma ha siswa asal Filipina, Janandrew B. Denila, melukis maestro kopi Banyuwangi, Setiawan Subekti, yang sedang menikmati se cangkir kopi. “Saya sangat suka Banyuwangi, selain budayanya, warga Osing juga ramah-ra mah,” tutur Janandrew. Penanggung jawab dan pembina program kerja sama pertukaran pelajar seni dan bu daya, Diaztiarni mengatakan, di pilihnya Banyuwangi sebagai salah satu tempat belajar karena Banyuwangi dianggap memiliki seni budaya yang masih kental.

Selain itu, kearifan lokal dan masyarakat Osing yang sangat ramah, juga menjadi pertimbangan Banyuwangi di pilih sebagai tujuan. “Mereka sangat mengapresiasi keaslian Ba nyuwangi. Itu inti program yang dicari,” kata Diaz. Setelah mengunjungi Ijen pada Minggu lalu, sehari berikutnya mereka menikmati city tour dan dilanjutkan menonton pertunjukan seblang di Desa Oleh sari, lalu mengunjungi Sanggar Genjah Arum di Desa Kemiren. Mereka juga akan mengunjungi Pantai Plengkung dan Pantai Sukamade. Sebelum meninggalkan Banyuwangi, mereka akan mengunjungi tempat pembuatan kerajinan khas Banyuwangi. (radar)