Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Diserang Potong Leher, Petani di Singojuruh Terpaksa Panen Dini

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Saleh terpaksa memanen padinya yang masih hijau sebelum terserang potong leher, kemarin (4/5).

SINGOJURUH – Rasa was-was menimpa para petani di wilayah Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi. Bagaimana tidak, tanaman padi kini banyak yang mulai terserang hama wereng dan potong leher. Mereka khawatir hasil panen menurun dan merugi.

Agar tidak bangkrut, tidak sedikit dari para petani itu terpaksa memanen dini. Meski belum menguning, tanaman padi sudah banyak yang dipanen kemarin (4/5). “Serangan hama sangat ganas,” terang Saleh, 48, salah seorang petani asal Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.

Menurut Saleh, serangan hama wereng dan potong leher itu cukup mengganas di beberapa desa yang ada di Kecamatan Singojuruh. Saat ini, para petani hampir semua menanam padi. “Hama cepat menyerang karena semua sedang menanam padi,” katanya.

Serangan hama wereng dan potong leher itu, terang dia, diduga karena karena minim dan terlambatnya pasokan air irigasi. “Dari hasil pengamatan kami, mungkin dampak dari mulai musim kemarau ini,” ungkapnya.

Petani lainnya, Jamilah, 45, mengaku selama musim kemarau ini tanaman padi miliknya belum berdampak langsung. Hanya saja, perkembangan tanaman padi kurang maksimal, dan itu hampir merata di semua wilayah akibat hama wereng dan potong leher.

“Kalau jenis padinya tahan kena potong leher, kalau tidak tahan ya terserang wereng,” jelasnya.

Akibat serangan hama wereng dan potong leher tersebut, kini para petani resah. Hampir semua tanaman padi bernasib sama. Petani hanya bisa pasrah, karena potong leher menyerang saat tanaman mulai berisi.

“Hasil panenan juga merosot drastis, dan itu tidak sebanding dengan biaya operasional,” ungkapnya.

Jika kondisi normal, terang dia, dari luasan tanaman padi setengah hektare bisa panen hingga 20 karung atau 2 ton. Namun karena harus dipanen lebih awal seperti saat ini, kualitas produski padi menurun.

“Dapat satu ton sudah bagus, kalau tidak dipanen awal bisa rugi lebih besar lagi,” tandasnya.