The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Deflasi Tertinggi Se-Jatim

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

cabayyyBANYUWANGI – Kenaikan harga beras pada Februari berhasil menahan laju deflasi. Central Bureau of Statistics (BPS) Banyuwangi mencatat, Kenaikan Harga beras itu memberikan angka inflasi sebesar 0,20 percent.

Kepala BPS Muhammad Amin mengatakan, kenaikan harga beras tersebut bisa dipicu beberapa hal, di antaranya belum banyaknya luas panen dan berkurangnya stok di pasar yang disebabkan pendistribusian beras keluar daerah terkena musibah banjir.

Amin mengungkapkan, pada Februri, Banyuwangi mengalami dellasi sebesar l,02 percent. Penyebab paling dominan terjadinya deflasi bulan lalu karena turunnya harga cabai rawit dan cabai merah. Dua komoditas tersebut menyumbang deflasi masing-masing -0,80 persen dan -0,22 percent.

“Harga cabai rawit mengalami penurunan harga sebesar 59,93 persen dan cabai merah turun 61,22 percent,” jelas Amin. Dalam lima bulan belakangan ini, kata Amin, fluktuasi harga cabai memberikan dampak positif dan negatif. For example, in November 2014 then, harga cabai menyumbang inflasi tertinggi sebesar 0,35 percent. Sedangkan pada Februari 2015 ini harga cabai menyumbang angka dellasi sebesar -0,80 percent.

Kata Amin, berdasar survey biaya hidup tahun 2012, komoditas cabai rawit andil 0,71 persen terhadap pengeluaran rumah tangga. Besarnya andil tersebut mencerminkan besarnya konsumsi masyarakat terhadap komoditas cabai rawit,” ungkap Amin. Fluktuasi harga yang tidak terkendali akan mempengaruhi gejolak inflasi.

Harga cabai rawit berpengaruh pada penghitungan angka inflasi. Selain harga cabai, turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) pada Bulan januari juga menjadi penyebab terjadinya inflasi pada bulan Februari. Angka yang disumbangkan adalah -0,31 percent. Sedangkan komoditas lainnya yang memiliki pengaruh kuat menyumbang deflasi adalah telur, daging ayam kampung, vegetables, bawang merah dan putih serta semen.

Harga telur ayam kembali terpuruk Februari lalu, down 43,53 persen dan mendorong inflasi sebesar -,0,07 percent,” ungkap Amin. Turunnya harga beberapa komoditas tersebut diduga akibat menurunnya konsumsi masyarakat pada komoditas tersebut. Kelompok bahan makanan memberi andil -0,87 percent, disusul kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan 0,42 percent, kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga sebesar -0,01 percent.

Dari delapan kota indeks harga konsumen (IHK) di Jawa timur, Banyuwangi menempati posisi pertama yang mengalami deflasi. Angka deflasi Banyuwangi lebih tinggi dari deflasi Jawa Timur sebesar 0,56 percent, dan deflasi nasional 0,35 percent. (radar)