The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Kasek SDN 4 Sumberagung objected to calling MR's death because he was often bullied

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

PESANGGARAN, Jawa Pos Radar Tile – Kematian memilukan bocah kelas IV SDN 4 Sumberagung, Violation, mengundang keprihatinan dari kepala sekolah setempat. Nevertheless, pihak sekolah keberatan dengan statemen yang menyebut MR, 11, nekat gantung diri gara-gara kerap di-bully teman-teman sekolahnya.

Head of SDN 4 Sumberagung Wawan Sugiarto mengatakan, MR bukannya di-bully, melainkan terlibat saling ejek dengan siswa lain. Kejadiannya pun sudah tiga bulan lalu. ”Kalau saling ejek memang pernah, is (MR) sering olok-olokan dengan teman sebangkunya,” jelas Wawan.

Saat saling olok tersebut, teman sebangkunya kerap menyebut MR tidak punya bapak atau anak yatim. It is just, itu sudah lama dan sekarang sudah rukun lagi. ”Itu terjadi pada semester ganjil lalu," he said.

Wawan menyampaikan, teman sebangku MR juga rawan bullying karena penderita tunadaksa. Jika keduanya bertengkar, maka MR dan teman sebangkunya saling ejek. ”MR juga mengejek teman sebangkunya," he said.

Melihat MR dan temannya sudah baik-baik saja, Wawan keberatan menyebut penyebab anak didiknya gantung diri gara-gara perundungan di sekolahnya. Wawan mengaku kaget mendengar kabar siswanya meninggal dengan cara gantung diri. ”Kami kaget, tiba-tiba ada kejadian dan disebut penyebabnya bullying,He said.

Saat mendengar siswanya meninggal, Wawan langsung mendatangi rumah MR di Desa Sumberagung untuk bertakziah. Over there, dia bertemu anggota Polsek Pesanggaran. ”Saya ditanya polisi, apa benar (MR) kerap di-bully, saya bingung, bullying yang seperti apa," he explained.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Wawan menelepon wali kelas MR, Anik Widayanti, 39. Komunikasi lewat telepon dilakukan untuk memastikan apa yang terjadi di sekolah sebelum kejadian gantung diri. ”Ternyata tidak ada apa-apa, MR pulang dengan keadaan riang. So, tidak mungkin jika hari itu di-bully," he said.

So far, jelas Wawan, sekolah sudah sering memberi sosialisasi kepada para siswa terkait masalah perundungan. Di beberapa sudut sekolah, dipasang stiker tentang larangan bullying. ”Kami punya data-data siswa rawan bullying biar mudah memantaunya," he said.

Previously reported, kisah memilukan terjadi di Dusun Pancer, Sumberagung Village, Kecamatan Pesanggaran, Monday (27/2) sore. Seorang bocah kelas IV SD berinisial MR, ditemukan meninggal dengan tubuh menggantung di dapur rumahnya.

Korban nekat gantung diri karena kerap di-bully teman-temannya di sekolah. Perundungan yang berkali-kali tersebut membuat mental bocah tersebut drop. Korban di-bully karena sudah tidak punya bapak lagi alias menjadi anak yatim.

Meninggalnya bocah berusia 11 tahun dengan cara tidak wajar tersebut membuat keluarganya histeris. Ibu korban Wasiah, 50, yang kali pertama menemukan langsung menjerit histeris. ”Yang menemukan ibunya sendiri,” kata Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi.

before being found dead, around 11.00, korban pulang dari sekolah dengan wajah cemberut, menangis, dan dongkol. Korban langsung masuk ke rumah dan kamar tanpa mau berjabat tangan pada ibunya yang sedang bersih-bersih di depan rumah. (sas/abi/c1)

source