The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Meet on social media, meet, This high school student molested by a punk boy

Siswi korban pencabulan mengadu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas KB Banyuwangi, Tuesday (19/12).
Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Siswi korban pencabulan mengadu ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas KB Banyuwangi, Tuesday (19/12).

BANYUWANGI – Nasib malang menimpa It (14) siswi salah satu SMP di kota Banyuwangi. Gadis belia ini menjadi korban pencabulan anak punk setelah berkenalan melalui media sosial (social media).

As a result of this incident, korban mengalami pendarahan dan dilarikan ke rumah sakit. Sedangkan kasusnya ditangani Polres Banyuwangi.

Peristiwa memilukan tersebut terjadi pada Jumat (16/12) afternoon. At that time, korban berpamitan ke sekolah. It turns out, korban menemui terduga pelaku, Vr (25), di belakang stadion Diponegoro, Banyuwangi. Di sebuah rumah yang diduga milik pelaku, korban digagahi.

”Pengakuan korban, dia menolak diajak intim. Tapi dipaksa hingga terjadilah pendarahan,” kata Memet, kerabat korban disela mendatangi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas KB Banyuwangi, Tuesday (19/12).

Di bawah paksaan, lanjut Memet, korban merelakan mahkotanya direnggut. Especially, korban masih belia. Sedangkan terduga pelaku sudah dewasa.

Kasus ini terbongkar setelah korban pulang ke rumah. Kondisinya pucat, terjadi pendarahan. Originally, korban tak mengaku usai dicabuli. After being urged, korban akhirnya buka mulut. “Keluarga sempat panik, lalu dirawat di rumah sakit dan tertolong,” jelas Memet.

According to him, korban dan pelaku kenal lewat medsos. even though, korban dan pelaku baru kenal dua hari. Karena terbujuk rayuan, korban langsung menurut ketika diundang ke rumah pelaku. Di rumah pelaku, initially, terdapat beberapa anak punk. Ketika korban datang, anak-anak punk lainya memilih pergi. Hanya tinggal korban dan pelaku dan terjadi aksi pencabulan.

Tidak terima dengan hal itu, keluarga langsung melapor ke Polres. Then, diarahkan menjalani visum. Keluarga berharap, pelaku segera tertangkap. ” Kami mendesak pelaku segera ditangkap. Identitasnya sudah jelas,” kata Memet.

Untuk memulihkan psikologi korban, pihak keluarga meminta pendampingan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas KB Banyuwangi. "The main thing is, kasus ini harus diusut tuntas. Korban juga tetap bisa sekolah,” pungkas Memet.

Meanwhile, Sekretaris tetap Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Dinas KB Banyuwangi, Beli Kushariati menegaskan pihaknya akan mendampingi korban mulai proses visum hingga persidangan di pengadilan. Including, pendampingan memulihkan kondisi psikologis korban. ” Kita dampingi terus hingga nanti ke persidangan,he explained.

Menurut Beli, pihaknya sudah koordinasi dengan Polres terkait kasus ini. Khusus penanganan hukum, he said, sepenuhnya wewenang kepolisian. Pihaknya hanya melakukan pendampingan korban selama menjalani proses di kepolisian atau pengadilan.

At the moment, he said, pihaknya fokus mengurus persoalan visum korban. Next, pelan-pelan akan didampingi pemulihan psikologis.

Keywords used :