The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

Lalare Amazes Thousands of Audiences

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

penampilan-lalare-orkestra-di-gesibu-blambangan-banyuwangi-tadi-malam

BANYUWANGI – Konser kali kedua Lalare Orkestra benar-benar memukau ribuan penonton di Gesibu Blambangan
last night (24/9). Dengan menyajikan sedikitnya 13 with, konser tunggal yang digelar di Gesibu Blambangan malam itu berjalan sukses.

Ribuan penonton yang memadati Gesibu Blambangan tampaknya puas dan kagum dengan penampilan ratusan pemusik tradisional cilik yang digelar sejak pukul 19.00 this. Perhelatan konser Lalare Orksestra tersebut juga digunakan sebagian warga untuk menikmati malam Minggu.

Banyak orang tua yang sengaja mengajak anaknya menyaksikan para pemusik tradisional cilik secara gratis itu. Kursi penonton di Gesibu Blambangan pun penuh para penonton.

Ke-13 lagu yang disajikan Lalare Orkestra. Mereka memainkan lagu berjudul Gending Lalare Orkestra, Banyuwangi Asri, Ono Paran, Banyuwangi Maju, Kembang Peciring, Lelepak, Umbul-umbul Blambangan dan lain sebagainya. Dalam konsernya malam ini, lagu Padhang Ulan versi Bahasa Inggris juga dilantunkan.

Interesting, sajian hadrah kuntulan juga ditampilkan oleh Lalare Orkestra berkolaborasi dengan musik tradisi Banyuwangi lainnya. Di awal acara, sebelum Lalare Orkestra 2016 tampil, terlebih dahulu pihak panitia memutar video penampilan Lalare Orkestra 2015 yang menggelar konser tahun lalu.

Selanjutnya Lalare Orkestra 2016 pun tampil. Pemain musik tradisional dari kalangan SD dan SMP ini langsung menampilkan gebyar dilanjutkan dengan lagu yang berjudul Lalare Orkestra, Bumi Asri dan Ono Paran. Di sela-sela permainan Lalare Orkestra ini, salah satu pembawa acara yakni Ali Kenthus juga menyampaikan prolog terkait Lalare Orksetra 2015.

Ali Kenthus juga menantang satu per satu pemain kendang untuk memainkan nada suara kendang sesuai dengan suara yang keluar dari mulutnya. Dengan cekatan para tukang kendang cilik ini pun mampu meladeni tantangan Ali Kenthus yang memang sedikit melawak ini.

Selanjutnya acara pun dilanjutkan. Dengan lighting dan panggung yang lebih megah diban dingkan tahun sebelumnya, Lalare Orkestra kembali menyuguhkan sajian musik tradisional kepada penonton yang hadir. Lalare Orchestra 2015 pun berkesempatan untuk menyuguhkan sajian musik tradisi kepada penonton dengan lagu Padhang Ulan versi Bahasa Inggris.

Acara pun dilanjutkan dengan penyerahan bendera dari Lalare Orkestra 2015 kepada perwakilan Lalare Orkestra 2016. Ini sebagai tanda, bahwa regenerasi tetap terus dilanjutkan. Secara simbolis juga ada penyerahan piagam kepada Lalare Orkestra karena grup musik tradisi ini berhasil meraih Pasific Asian Travel Association (PATA) Award 2016.

Hingga acara berakhir, para personel yang masih berumur sekitar 10-15 tahun ini tetap semangat memainkan musik. Salah satu orang tua yang menjadi penonton pun tidak kalah semangat. Dodi, salah satu orang tua juga merasa sangat bangga ketika anaknya menjadi salah satu personel dari Lalare Orkestra ini.

”Saya selalu mendampingi anak saya latihan hingga konser. Anak saya meski capai tapi kalau sudah memegang alat musik tradisi ini dia sangat semangat,” ujarnya Dodi. Head of the Blambangan Arts Council (DKB), Samsudin Adlawi said, Lalare Orkestra ini menegaskan kembali bahwa kekayaan budaya Banyuwangi ini tidak hanya sekadar musik dan ritual saja.

Musik tradisi Banyuwangi juga memiliki kekhasan tersendiri dan itu perlu juga dilestarikan serta dikenalkan kepada khalayak luas. ”Sudah diakui, musik tradisi kita ini unik. Jaduk Ferianto saja belajar kepada musisi tradisi Banyuwangi. Lalare Orkestra ini merupakan satu- satunya pertunjukan musik tradi sional di dunia yang pemainnya masih anak-anak” kata Samsudin.

Bupati Abdullah Azwar Anas menambahkan, Lalare Orkestra ini bisa dijadikan sebuah ruang bagi anak-anak Banyuwangi untuk mengekspresikan dirinya melalui musik tradisional. Dengan Lalare Orkestra ini, bisa membuat pandangan yang beda bagi anak-anak terhadap musik tradisional Banyuwangi khususnya. Dengan tampil bersama Lalare Orksetra, ini juga akan menjadi memori tersendiri bagi anak-anak.

”Tugas pemerintah hanya memberikan ruang kepada anak-anak ini. Dengan kita menonton mereka dan memberikan penghargaan dengan sebuah tepukan tangan saja, mereka akan lebih semangat. Anak-anak jangan hanya dituntut, tapi perlu diberi kesempatan atau ruang berekspresi seperti ini,"he said. (radar)