The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Watch Horses, Sunali was beaten to death 20 Young man

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Lari Loncat ke Kali, Nyangkut Tepi Jurang

KABAT – Seorang pemuda bernama Sunali, 23 warga RT03/RW07 Dusun Kawang, Labanasem Desa village, Kabat dilaporkan tewas mengenaskan. Dia dikeroyok puluhan pemuda di sebelah selatan Jembatan Tambong, District of Kabat, Banyuwangi, Jumat sore lalu (14/4).

Pengeroyokan itu terjadi setelah pertunjukan seni jaranan di lapangan sebelah selatan kantor Kecamatan Kabat sekitar pukul 17.00. Allegedly, pengeroyokan itu terjadi lantaran adanya salah paham antara kubu korban dan pihak pengeroyok saat pertunjukan jaranan berlangsung.

Informasi yang diperoleh wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi, around 16.00 kesenian jaranan masih berlangsung. Saat itu memang ada gesekan kecil antar-penonton dari Desa Pakistaji, District of Kabat, dengan sekelompok warga asal Desa Labanasem, District of Kabat.

Namun penyebab kesalahpahaman tersebut masih belum diketahui hingga kemarin (15/4). At that time, gesekan yang sempat memanas berhasil diredam dengan baik oleh ratusan penonton. Kesenian jaranan pun bubar sekitar pukul 17.00.

However, tampaknya gesekan antar-pemuda dari desa bertetangga itu masih belum reda. Para pemuda tampaknya masih belum puas akan pertikaian yang sempat terjadi di arena pertunjukan seni jaranan di lapangan seletan kantor Camat Kabat itu.

Until finally, kedua kubu dari dua desa ini bertemu di jalan menuju Desa Macan Putih, tepatnya di selatan Jembatan Tambong. At that time, pertikaian antar dua kelompok desa itu pun pecah. Until finally, Sunali, 23 warga Dusun Kawang, Desa Labanasem ini jadi korban.

At that time, Sunali masih hidup dan sempat mau berlari menghindari massa yang jumlahnya mencapai 20 person. Setelah berlari berjarak 100 meter, Sunali kembali dikeroyok oleh beberapa pemuda.

Dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada, Sunali berhasil lolos kembali dan menyelamatkan diri dengan cara terjun ke Sungai Tambong. But honey, upaya meloncat itu tidak mendarat di air sungai. Ternyata Sunali malah mendarat di dasar jurang pinggir sungai.

Warga yang mengetahui kejadian ini langsung melerai pertikaian dan membubarkan masa yang sudah kalap. Korban yang sudah tidak berdaya ini pun ditolong warga. Saat ditolong warga, kondisi Sunali memang masih hidup. However, darah sudah banyak bercucuran di sekujur tubuhnya.

Selain luka pukulan, korban juga mengalami luka tusukan senjata tajam di bagian dada kanan. Tahu korban sudah kritis, warga pun melarikan korban ke Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi yang berjarak sekitar 3,5 kilometer ke arah selatan lokasi kejadian.

Namun takdir berkata lain, saat menjalani perawatan di Puskesmas Gitik, victim finally died. Keluarga dan kerabat korban yang mengetahui kabar ini pun langsung menuju Puskesmas Gitik.

Karena tidak terima, puluhan warga juga berbondong-bondong menuju Polsek Kabat. Mereka meminta agar polisi dengan cepat mengusut tuntas kasus pengeroyokan yang mengakibatkan hilangnya nyawa Sunali.

Saat dikonfirmasi kemarin (15/4), Kapolsek Kabat AKP Heri Subagio mengatakan, pihaknya langsung melakukan penyelidikan kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya warga Desa Labanasem itu.

Not long, polisi berhasil mengamankan empat pemuda asal Desa Pakistaji yang diduga sebagai pelaku penganiayaan terhadap Sunali hingga meninggal dunia. ”Keempatnya masih berstatus saksi. Masih dilakukan pemeriksaan. Mereka kami serahkan ke Polres Banyuwangi untuk menghindari amuk masa,” kata Kapolsek Heri kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi tanpa menyebutkan siapa kempat orang tersebut.

Ditanya apa penyebab pasti dari pengeroyokan, kapolsek masih belum bisa berbicara lebih jauh. Sebab hingga saat ini, pihaknya bersama pihak Satres krim Polres Banyuwangi masih berusaha mengorek keterangan beberapa saksi terkait untuk mengetahui penyebab pasti pengeroyokan.

Tim Satreskrim juga mendalami siapa yang menjadi pelaku penusukan kepada pelaku. ”Nanti ke Satreskrim saja ya, kelanjutannya bagaimana. Sementara ini kami masih fokus kepada pemulangan jenazah korban dari RSUD Blambangan ke rumah duka," he concluded. (radar)