The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Sadistic, Berikut Kronologi Pembunuhan ‘Restu Wahyu Bachtiar

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Saplani-alias-Aan,-pelaku-pembunuhan-Restu-Wahyu-Bachtiar-ditunjukkan-kepada-wartawan-di-Mapolres-Banyuwangi,-yesterday.

Sakit Hati Garagara Utang KSURp 185 Thousand

BANYUWANGI – Polres Banyuwangi akhirnya mengekspose Saplani Mistah alias Aan, 25, tersangka pembunuhan yang menggemparkan warga Dusun Balokan, Dashri Village, Tegalsari District, Saturday (21/5) then. Warga Dusun Ramean, Desa Margomulyo, Glenmore, itu menghabisi nyawa Restu Wahyu Bachtiar, 20, hanya karena sakit hati gara-gara terus ditagih utang.

Besarnya utang yang ditagih hanya Rp 185 thousand. Tragic, sebelum mayat Restu dibuang ke jembatan Kedung Growong, Dashri Village, keduanya terlibat perkelahian. Restu yang tercatat sebagai karyawan KSU Mahkota Rogojampi itu dipukul kepalanya pakai kayu.

Korban yang merupakan warga Jember itu akhirnya tersungkur. Ketika sudah tak bernyawa, korban disembunyikan di rumah tetangganya. Setelah Maghrib, mayat korban dianikkan motor lalu dibuang di jembatan Kedung Growong.

Mengenakan petutup wajah, Aan kemarin ditunjukkan kepada wartawan di Mapolres Banyuwangi. Rilis yang dipimpin Kapolres AKBP Budi Mulyanto itu juga menyertakan sejumlah barang bukti yang digunakan Aan menghabsisi nyawa Restu.

“Intinya tersangka sakit hati karena korban sering mengeluarkan kata-kata tidak mengenakkan saat menagih utang. Hingga akhirnya tersangka kesal dan membunuh korban,” beber Budi Mulyanto. Masih menurut kapolres, berdasar pengakuan Aan diketahui motif pembunuhan itu dilatarbelakangi sakit hati. Tersangka kesal karena korban mengeluarkan kata-kata tidak mengenakkan saat menagih utang kepada istrinya.

“Kata-kata itu dianggap menyinggung harga diri tersangka karena dilakukan di depan orang banyak,’’ imbuh kapolres. Aan tercatat sebagai nasabah KSU Mahkota Rogojampi. Dia meminjam uang kepada koperasi senilai Rp 500 thousand.

Dalam perjalananya, utang itu sudah dicicil hingga tersisa Rp 185 thousand. Saat Restu menagih utang, Aan sedang berada di Surabaya. Then, Restu menagih sisa utang kepada istrinya. Saat menagih itu muncul kata-kata tidak mengenakkan.

“Kalau nggak punya uang jangan pinjam lagi,’’ ucap Aan menirukan perkataan Restu. Then, kejadian itu dilaporkan kepada suaminya ketika pulang ke Banyuwangi. When it happened (o'clock 08.00) Restu kembali menagih dan ditemui langsung oleh Aan. Di sinilah kembali muncul kata-kata pedas dari Restu yang membuat Aan semakin naik pitam.

“Makanya kalau nggak ada uang jangan utang lagi,’’ ujar Aan lagi-lagi menirukan perkataan Restu. Perkataan yang muncul dari mulut Restu itu pemicu perang mulut keduanya. Keduanya akhirnya terlibat perkelahian.

Merasa terdesak, Aan segera mengambil sebilah balok kayu yang sedang dijemur di depan rumah tetangganya. Dengan hantaman beberapa kali di kepala, Restu pun roboh. “Saya sakit hati dengan perkataan Restu,” ujar Aan saat berada di Mapolres Banyuwangi kemarin.

Usai menghabisi korban, Aan menyimpan tubuh Restu di salah satu rumah wanita jompo di belakang rumahnya. Di sana mayatnya disimpan sementara sambil ditutupi lembaran seng bekas. Setelah maghrib (o'clock 18.00), Aan membawa jasad korban seorang diri ke lokasi pembuangan di Dusun Balokan, Desa Dasri, Tegalsari District.

Sebelum dibawa, tubuh korban ditutupi plastik yang sudah dipersiapkan. Usai membuang mayat, Aan langsung menguasai motor milik Restu, yakni Honda Supra 125 bernopol P 4241 T. Tiga orang yang diduga sebagai penadah motor juga diciduk.

Mereka adalah Agung, Supaat, dan Sugiyanto. Dari ketiganya itulah polisi akhirnya mendapat identitas pelaku, yakni Saplani. Motor itu dijual pelaku kepada penadah seharga Rp 4,7 million. “STNK dan BPKB-nya menyusul,” aku Agung, salah satu penadah.

As previously reported, mayat Restu Wahyu Bachtiar, 20, salah satu karyawan Koperasi Serba Usaha (KSU) Crown, ditemukan warga di dekat jembatan Kedung Growong, Balokan village, Dashri Village, Tegalsari District, on Saturday 21 Mei lalu.

After 20 hari melakukan penyelidikan, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku yang diduga telah menghabisi korban tersebut. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Mayatnya ditemukan terbungkus plastik.

Ada beberapa lebam dan bekas benturan benda tumpul di kepalanya. Pelakunya tidak lain adalah Saplani, nasabah KSU Mahkota Rogojampi. (radar)