The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Social  

One more month, KNKT Announces Cause of KMP Rafelia II Sinking

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Sebulan-Lagi,-KNKT-Umumkan-Penyebab-Tenggelamnya-KMP-Rafelia-II

KALIPURO – Penyebab tenggelamnya KMP Rafelia II di Selat Bali atau tepatnya 400 meter dari bibir pantai belakang Hotel Banyuwangi Beach, Bulusan Village, Kalipuro (4/3), masih belum terkuak. National Transportation Safety Committee (NTSC) yang berwenang mencari penyebab tenggelamnya kapal sampai saat ini masih melakukan proses analisis data barang bukti dan wawancara korban selamat.

Usai pengumpulan data, rombongan KNKT yang dipimpin Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Pelayaran KNKT, Kapten Aldrin, langsung terbang ke Jakarta. Meski sudah berada di Jakarta, bukan berarti penyelidikan tuntas.

Pihaknya saat ini telah membawa beberapa barang bukti yang ditemukan, seperti GPS, buku kapal, pelat nomor kendaraan, CCTV, dan barang bukti lain, untuk dianalisis. Besides that, hasil wawancara dengan korban selamat dan beberapa pihak pelabuhan yang berwenang juga masih ditampung untuk dipadukan dengan barang bukti yang ada.

Aldrin mengaku masih belum bisa menyampaikan kesimpulan sementara apa yang menjadi penyebab tenggelamnya KMP Rafelia II di Selat Bali pekan lalu. ”Hasil bisa kami umumkan 1 until 1,5 bulan ke depan. With notes, kalau barang bukti dan hasil wawancara yang kami analisis tadi sudah berdasar. Tapi kalau masih perlu pengumpulan barang bukti lagi, tentu kita akan ke Banyuwangi lagi,” kata Aldrin.

Terkait rencana evakuasi bangkai kapal, Aldrin menegaskan itu menjadi kewenangan Kemenhub. Sesuai PM Nomor 71 Year 2013 tentang pengangkatan barang di bawah laut dan Undang-Undang No. 17 Year 2008 tentang pelayaran yang berwenang mengangkat bangkai kapal adalah pihak Kementerian Perhubungan.

”Pemilik kapal yang paling utama untuk mengangkat bangkai kapal ini,” jelas Aldrin. Pengangkatan bangkai kapal dirasa perlu karena dekat dengan kabel head PLN, yakni hanya berjarak sekitar 150 meter. Jika bangkai kapal tersebut mengenai kabel head, dikhawatirkan akan merusak kabel dan bisa memutus aliran listrik di Pulau Bali.

PT. Bahari Dharma Utama saat dikonfirmasi mengenai hal itu masih belum bisa memberikan jawaban pasti terkait bangkai kapal itu, apakah akan diangkat ataukah dibiarkan begitu saja. ”Kami masih belum mendapatkan perintah dari direksi. Owner kami yang menentukan itu. Yang jelas pihak KNKT atau pihak terkait lain sudah menginstruksikan kepada direksi agar bangkai kapal segera diangkat,” jelas Staf Sumber Daya Manusia (HR) PT. Bahari Dharma Utama, Fauzan.

Kasatpolair Banyuwangi, AKP Basori Alwi, mengatakan bangkai KMP Rafelia II di dasar laut memang berdekatan dengan kabel head. Beruntung sampai saat ini posisi kapal dari semula tenggelam sampai saat ini belum berubah, yakni berada di kedalaman 20 meter dengan jarak kira-kira 150 dari kabel head tersebut.

Police line di dasar laut juga telah diberikan oleh petugas untuk mengantisipasi penjarahan barang-barang di dalam kapal yang tenggelam oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Pelampung sebagai penanda posisi kapal juga masih terlihat sampai saat ini.

”Saran KNKT bangkai kapal memang harus segera diangkat. Kondisi terkini kapal banyak ditumpuki pasir yang dibawa arus laut. Pemilik kapal yang paling utama berwenang mengangkat,” tegas Basori. Mantan Kasatpolair Polres Situbondo itu menambahkan, pihaknya kemarin telah melakukan penyelidikan kepada tiga kadet kapal yang selamat.

However, pihaknya belum bisa menyampaikan keterangan terkait pemeriksaan itu, karena pemeriksaan masih berlangsung. ”Yang kami tanyakan ya seputar kondisi kapal sebelum tenggelam. Penyebab kapal tenggelam, KNKT-lah yang berwenang menyampaikan itu," he concluded. (radar)