MUNCAR – Tanaman bakau yang banyak tumbuh di sekitar pantai bila diolah memiliki nilai ekonomis tinggi. Itu kini dikembangkan warga Dusun Tegalpare, White Wringin Village, Muncar District. Warga yang tinggal di pesisir pantai itu mengolah tanaman bakau menjadi keripik dan kopi. “Biasanya bakau hanya dijadikan obat penyakit kulit dan pembersih darah. even though, bila diolah bisa menjadi kopi dan keripik,” terang Hendro Supeno, 37, salah satu warga Dusun Tegalpare, White Wringin Village.
Tanaman bakau, light him, semua bagiannya bisa diolah dan memiliki nilai ekonomis. Daun yang masih muda bisa dibuat keripik. “Daun bakau dicampur tepung, bisa jadi keripik,He said. Bukan hanya daun, Hendro menyampaikan kalau biji bakauyang selama ini hanya dibuang, sebenarnya bisa dibuat untuk kopi. “Kami mengembangkan untuk keripik dan kopi,” cetusnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.
According to Hendro, pemanfaatan daun bakau menjadi keripik itu sangat mudah. Especially, rasa dasar daun yang sudah asin tidak perlu ditambah campuran garam. “Harus diberi tepung, karena asin sekali," he said. Hendro mengaku untuk pendistribusian keripik dan kopi hasil karya warga itu, dilakukan dengan membentuk koperasi. It is just, sampai saat ini belum mendapat perhatian daripemerintah. “Kami berharap pemerintah bisa membantu, terutama dalam promosinya,"hope". (radar)
