BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku prihatin mendengar dua warganya diduga terlibat kasus teroris. Sebagai langkah antisipasi, Anas mengimbau kepada setiap orang tua yang memiliki anak sedang belajar di luar kota atau pulau, untuk terus melakukan pemantauan.
“Kebetulan yang bersangkutan setelah keluar dari Banyuwangi, menemukan komunitas baru, setelah pulang kepala sekolah didebat, gurunya didebat seolah olah mereka salah,He said, Wednesday (14/2/2018).
Previously reported, dua warga kabupaten yang berada di ujung timur pulau jawa ini beberapa waktu lalu terindikasi terlibat jaringan teroris. Mereka adalah Rizal Muzaki, warga Dusun Rejosari, Benculuk Village, Kecamatan Cluring dan Suliono, from the village of Krajan, Kandang Village, Kecamatan Pesanggaran.
Rizal ditangkap tim Densus 88 anti teror di Poso, Central Sulawesi, pada hari Minggu kemarin (11/2/2018). Dia diduga terlibat serangkaian aksi teror. Diantaranya sebagai pelaku pelemparan bom molotov di kantor Samsat Benculuk, Cluring District, year 2016 serta Mapolsek Cluring, in the year 2017.
Di hari yang sama, Suliono juga dibekuk petugas Kepolisian karena telah menjadi pelaku penyerangan jemaat St Lidwina, Sleman, Yogyakarta.
Pasca penangkapan kedua warganya, Bupati Anas mengaku langsung bertemu dengan tokoh lintas agama. Dari diskusi yang dilakukan, sumber dari permasalahan adalah kurangnya perhatian orang tua.
“Kebetulan orang tua Suliono kurang mampu,” ungkap Bupati.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Daerah Banyuwangi, akan melakukan pendampingan pada kedua orang tua Suliono. Goal, agar tidak dipengaruhi doktrin radikal seperti yang menimpa anaknya.
Besides that, Anas juga mengintruksikan jajaran pemerintahan hingga tingkat desa, untuk lebih memperketat pemantauan keluar masuk warga.
