Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Untag Tanam Mangrove Bersama Anak-anak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

mangroveMUNCAR-Universitas  17 Agustus 1945 (Untag)  Banyuwangi bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur, mengelar pelatihan dan penguatan masyarakat bertajuk Mangrove Plantation With Comonity and School children di Desa wringin Putih, Kecamatan muncar.

 Dalam acara tersebut di ikuti puluhan  warga,  SKPD dan beberapa pakar Fasilitator kegiatan, Ervina wahyu S.S.Pi,Msi, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan memberi penyadaran kepada masyarakat kususnya anak-anak, mengenai kelestarian ekosistem yang ada di kawasan laut, seperti ‘Teluk Pangpang.

Hal ini karena selain memiliki keanekaragaman hayati yang banyak, kawasan itu menurut Kementerian Kehutanan (Kemenhut) ditetapkan sebagai lokasi ekosistem esensial dari 17 lokasi di Indonesia. “Di Banyuwangi ada kawasan lahan basah mangrove pantai timur Jawa Timur antara Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo, tepatnya di Teluk Pangpang` ujarnya.

Ditambahkan , keanekaragaman hayati kawasan mangrove di teluk Pangpang itu cukup tinggi, tercatat ada 12 jenis mangrove. Kawasan tersebut juga mempakan habitat satwa liar terutama jenis burung air (waiter bird), terdapat 30 jenis burung 10 di antaranya dilindungi undang-undang (UU) seperti Bangau Tontong (Leptoptilos javanicus), Pecuk Ular (Anhingga melanogaster), dan Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus Ieucogaster).

Selain itu, juga ada satwa jenis mamalia antara lain monyet ekor panjang dan kijang. Melalui pengenalan dan pelatihan kepada warga, terutama anak-anak yang digelar bersama Untag Banyuwangi, dan BKSDA serta dukungan dari Ramzar Regional Center East Asia (RRC-EA) yang berpusat di Korea Selatan, pihaknya berharap masyarakat paham untuk melakukan pelestarian dan pemanfaatan mangrove.

Selain itu, melalui forum itu diharapkan lokasi ini bisa menjadi kawasan ekowisata yang benar-benar memperhatikan kearifan lokal. Dia optismis jika kawasan ini serius dijadikan kawasan ekowisata, itu akan membawa dampak yang baik bagi warga sekitar.

Sebab, masyarakat sudah memiliki kelompok sadar wisata. Selain membekali anak-anak dan mengenalkan tentang ekosistem mangrove, tim bersama puluhan anak-anak juga melakukan penanaman langsung mangrove di lokasi sekitar perairan ‘Teluk Pangpang.(radar)