Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Bangladesh Kepincut Beli Kapal Lundin

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

bangladesLangsung Pesan 1 8 Unit, Nilai Kontrak Rp 75 Miliar
BANYUWANGI – Industri pertahanan asal Banyuwangi terus menggeliat. Setelah menerima pesanan empat unit Kapal Rudal Cepat (KRC) dari TNI Angkatan Laut (AL), PT. Lundin Industry Invest atau North Sea Boats Pte Ltd menerima pesanan kapal patroli dari Pemerintah Bangladesh. Tidak tanggung-tanggung negara di Asia Selatan itu memesan 18 unit kapal patroli jenis X12 High Speed kepada perusahaan yang berlokasi di Kecamatan tersebut. Nilai kontak pembelian 18 unit kapal patroli itu cukup fantastis, yakni mencapai Rp 75 miliar.

Deputy Director General BangIadesh Coast Guard, Komodor Yahya Syed datang langsung meninjau lokasi pembuatan kapal patroli itu di pabrik PTI Lundin Industry lnvest kemarin (28/10). Direktur PT. Lundin, Lisa lundin mengatakan, kapal patroli X12 Speed tersebut merupakan produk baru yang di buat PT Lundin. Kapal berbahan karbon komposit itu memiliki panjang 11,7 meter dan kecepatan maksimum mencapai 35 knots. “Kami menargetkan pengerjaan proyek ini selama setahun,” ujarnya. Lisa menuturkan, pihaknya berkenalan dengan pihak Bangladesh sejak sekitar dua tahun lalu. 

Komunikasi terus dilakukan pada pertemuan maritim yang di gelar di Brunei Darussalam, Malaysia, dan Jakarta. “Akhimya kami mencapai deal (kesepakatan kontrak) sekitar enam bulan lalu,” kata istri John Lundin tersebut. Dengan kerja sama tersebut, PT. Lundin seolah kian menegaskan statusnya sebagai industri pertahanan kebanggaan nasional. Selain memproduksi kapal patroli, perusahaan ini mampu membuat KCR berlambang tiga alias trimaran pesanan TNI-AL. KCR trimaran diklaim sebagai kapal anti radar. Lisa menambahlmn, setiap tahun PT. Lundin rata-rata mampu memproduksi 12 unit kapal.

“Ke depan, kami berharap semakin banyak lagi pesanan yang datang kepada PT. Lundin,” harapnya. Sementara itu, Yahya Syed mengaku sejak tahun 1995, pemerintah Bangladesh memiliki kebijakan memperkuat pertahanan perairan negaranya. “Saya senang berada di Banyuwangi. Kami berharap tercipta kolaborasi positif dengan Indonesia,” cetusnya. Menurut Yahya, sebelum memutuskan memesan kapal patroli pada PT. Lundin, pihaknya sudah berkeliling keberbagai negara. Dari hasil “pencarian” itu, ternyata kapal yang dinilai paling cocok adalah kapal yang di produksi PT Lundin. 

Dikatakan, kapal dengan spesifikasi kapal patroli made in Banyuwangi itu tergolong langka, selain diproduksi di Indonesia, kapal tersebut hanya di produksi di Eropa. “Kualitasnya bagus ujarnya memuji. Lebih jauh dikatakan, lantaran kapal tersebut akan digunakan untuk patroli perahan, maka tidak memerlukan persenjataan khusus. “Cukup dipasangi senjata kaliber 20 milimeter sampai 40 milimeter,” tandasnya.

Sementara itu, dimulainya proses pembuatan kapal patroli pesanan Bangladesh itu ditandai dengan potong tumpeng dan pengguntingan bunga oleh Bupati Anas dan Yahya serta disaksikan John Lundin dan Lisa Lundin. Desainer kapal top asal Swedia Selandia Baru, Inggris berkolaborasi dengan warga Banyuwangi menciptakan kapal di PT Lundin. Ini luar biasa,” kata dia. Menurut Anas, keberadaan PT. Lundin semakin memantapkan industri strategis di kabupaten Ujung timur Pulau Jawa ini. (radar)