Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Bolak-Balik ke Sungai, Wudu Pakai Ceret Supaya Irit

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

balakGara-gara dilanda banjir bandang, sejumlah fasilitas umum, seperti saluran pipa air bersih, porak-poranda. Bencana dadakan itu menimpa warga Desa Sumberbulu dan Sumberarum, Kecamatan Songgon. Akibat jebolnya pipa tersebut, ratusan kepala keluarga (KK) kesulitan mendapatkan air bersih.

BANJIR bandang yang melanda tiga sungai, yaitu Gumarang, Kumbo, dan Badeng pada Senin lalu (15/7) sangat dahsyat. Beruntung, bencana alam yang berlangsung saat hujan de ras tersebut tidak menimbulkan kor ban jiwa. Tetapi, jeritan warga masih terasa hingga kemarin. Ratusan kepala keluarga (KK) di dua desa, yaitu Desa Sumberbulu dan Sumberarum, kesulitan mencari air bersih pasca musibah ter sebut.

Pipa saluran air bersih porakpo randa akibat diterjang banjir bandang tersebut. Meski begitu, ratusan warga— khususnya pelanggan Himpunan Pe makai Air Minum (Hipam) di Desa Sumberarum—sudah bisa me nikmati layanan air bersih sejak
Rabu siang (17/7). Sebab, saluran pipa penghubung air bersih dari mata air Kumbo sudah selesai diperbaiki Tetapi, perbaikan pipa saluran air ber sih untuk pelanggan Hipam di Desa Sumberbulu belum rampung.

Hingga kemarin, ratusan KK masih menunggu kabar baik ka pan pipa tersebut tuntas diperbaiki. Lan taran pasokan air bersih tersebut macet total, ratusan warga tidak punya pilihan lain kecuali pergi ke sungai. Aktivitas tak wajar tersebut berlangsung pasca ban jir bandang. Hingga kemarin, rutinitas da dakan tersebut terus berlanjut. Masyarakat tidak serta merta langsung me ngambil air di sungai.

Sebab, sungai ter sebut masih keruh. Beruntung di pinggiran sungai yang dikelilingi tanaman sa yur seladah tersebut ada mata air. ‘’Ya se tiap hari cari air di sini,” ungkap warga se tempat, Juhariyati, saat mengambil air di dekat sungai kemarin. Mata air yang cukup kecil tersebut cukup jauh dari tempat tinggal warga. Namun, ka rena terpaksa, warga tetap mendatangi sumber tersebut untuk kebutuhan seharihari.

‘’Dari rumah saya 700 meter. Ya mau gi mana lagi, lha wong gak ada air. Sumur juga gak ada,” keluh ibu berusia 38 tahun itu. Warga memang harus melalui jalan terjal me nuju mata air tersebut. Bagaimana tidak, warga harus melalui jalan setapak yang naik-turun. ‘’Sehari begini bolak-balik sampai lima kali,” ujar Juhariyati di sela-sela mengisi air dalam timba. Apalagi, musibah tersebut berlangsung pada bulan Ramadan.

Kondisi tersebut menyebabkan warga benar-benar merasa kesulitan. ‘’Kalau mau salat tarawih ya su sah. Wudu pakai air dalam ceret biar irit. Mau jalan ke sungai jauh,” timpal Usmiyati, 40, warga lain. Oleh karena itu, warga berharap agar masalah pipa air bersih tersebut segera selesai. Se hingga, pencarian air di tepi sungai bisa dihentikan dan aktivitas sehari-hari kem bali normal seperti biasa.

‘’Mudahmu dahan air cepat mengalir lagi,” harap Nati’ah, warga lain. Sementara itu, upaya perbaikan pipa lambat laut membuahkan hasil. Sebab, sejak kemarin ratusan KK yang tinggal di Dusun Sum beragung bisa bernapas lega karena pasokan air sudah kembali normal. “Satu dari dua dusun sudah normal lagi,” ungkap Kepala Desa Sumberbulu, Sarengat Makruf, saat ditemui kemarin.

Dia mengatakan, perbaikan saluran pipa ter sebut sifatnya hanya sementara. Meski be gitu, yang penting masyarakat sudah tidak lagi menderita gara-gara kekurangan pa sokan air bersih. ‘’Sekarang di Dusun Kra jan yang belum selesai,” katanya. Dia menyebut, warga yang tinggal di Dusun Krajan terpaksa mengambil air di de kat sungai. Sebab, warga tidak punya su mur. “Tidak ada sumurnya. Karena di sana itu wilayahnya di atas perbukitan dan tanahnya banyak bebatuan,” terangnya.

Oleh karena itu, hampir mayoritas warga Du sun Krajan merupakan pelanggan Hipam. Dari catatan pemerintah desa, jumlah KK di Dusun tersebut mencapai 200 KK. ‘’Be sok insya-Allah bisa selesai. Sekarang ma syarakat masih kerja bakti. Kasihan kalau berlarut-larut,” paparnya. Ketua Hipam Sumberbulu, Marsudi menyebut, panjang pipa dari mata air hingga permukiman warga adalah 4.700 meter. ‘’Tapi, sekarang posisi pipa sudah kita pindah agak jauh dari sungai  agar kalau ada banjir lagi aman,” tandas  arengat. (radar)