The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

PN Banyuwangi Dapat Akreditasi A

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Ketua MA Hatta Ali (kin) didampingi Bupati Anas (kanan) barjalan menuju terminal baru Bandara Bimbingsari yang mengusung green architecture kemarin.

450 Hakim dan Panitera Kumpul di Bumi Blambangan

BANYUWANGI – Banyuwangi semakin menahbiskan diri primadona. Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini juga kian memantapkan posisinya sebagai daerah jujugan MICE (meeting, incentives, corference, and exhibition).

Sejak beberapa bulan terakhir, kedatangan rombongan pejabat daerah lain, pejabat pusat, maupun kementerian dan lembaga, serta sektor swasta tidak pernah putus. Ada yang datang untuk belajar atau studi banding.

Adapula yang berkunjung ke kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini untuk menggelar rapat dan lain sebagainya. Yang terbaru jajaran Mahkamah Agung (MA) RI. Lembaga tinggi negara ini menggelar acara akbar di Bumi Blambangan, penyerahan sertifikat akreditasi penjaminan mutu pengadilan se-Indonesia kemarin (24/7).

Acara yang dipusatkan di pendapa Sabha Swagata Blambangan itu dihadiri para ketua Pengadilan Tinggi (PT) dan Pengadilan Negeri (PN) dari seantero tanah air. Besides that, MA juga menggelar pembinaan teknis hakim dan panitera se-Jatim yang dijadwalkan bakal berlangsung hingga besok (26/7).

inevitably, total sekitar 450 hakim dan panitera tumplek blekdi Bumi Blambangan. Ketua MA RI, Muhammad Hatta Ali hadir langsung sekaligus membuka acara penyerahan sertifikat akreditasi penjaminan mutu pengadilan tersebut. This time, penghargaan diberikan kepada 17 PT dan 100 PN.

Pada kesemtan ini ada 117 peradilan yang mendapatkan akreditasi untuk meningkatkan pelayanan peradilan,” he said. Good news again, PN Banyuwangi menjadi salah satu pengadilan negeri yang sukses mendapatkan akreditasi “A”/excellent. Sertifikat dengan nilai akreditasi tertinggi tersebut diterima langsung oleh Ketua PN Banyuwangi, Timur Pradoko.

Meanwhile, Hatta mengaku pihaknya sengaja memilih Banyuwangi sebagai lokasi penyerahan sertifikat sekaligus pembinaan hakim dan panitera. Langkah itu dilakukan sebagai salah satu bentuk kontribusi jajaran MA untuk turut serta mendukung pengembangan daerah-daerah potensial.

Kami ingin acara ini tidak sekadar sertikat dan pembinaan hakim saja. Tapi juga manfaat bagi daerah tuan rumah. Ada perputaran ekonomi yang positif bagi warga Banyuwangi,” ungkap Hatta.

Hatta menambahkan, Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki prospek tinggi dalam bidang pariwisata. Besides that, kabupaten The Sunrise of Java, ini juga mempunyai kinerja pembangunan yang cukup baik.

Banyuwangi adalah daerah yang punya potensi besar. Ini perlu diketahui para hakim se-lndonesia. Saya sendiri pernah lewat Banyuwangi saat perjalanan dari Bali ke Surabaya sekitar tahun 2015. at that time, saya hanya menumpang buang air kecil di Banyuwangi. Tetapi saat ini saya bisa merasakan betapa indah dan cantiknya Banyuwangi,” he praised.

Not only that, dengan menggelar rapat di Banyuwangi, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan kota besar. “Misalnya biaya hotel, akomodasi, transportation, dan ain-lain,” he said.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengucapkan terima kasih atas kepercayaan MA menggelar pertemuan skala nasional di Banyuwangi. At the moment, Banyuwangi mengembangkan Banyuwangi sebagai tujuan MICE guna melengkapi wisata alam dan budaya yang telah dikembangkan.

Di Banyuwangi telah berdiri hotel-hotel berbintang dengan ruang pertemuan berkapasitas besar. For example, ada hotel yang punya ballroom berkapasitas lebih dari 1.200 person. Total jumlah kamar lebih dari 3.000 unit.

At the moment, tiga hotel berbintang juga dalam proses konstruksi. Anas says, sektor MICE sudah saatnya dilirik mengingat potensinya sangat besar. (radar)