Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

BWI Raih Penghargaan APE

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Berprestasi Membangun Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

JAKARTA – Kado spesial bagi para ibu di Banyuwangi. Menjelang peringatan Hari Ibu kemarin (22/12), Banyuwangi meraih Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2016 dari  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik  Indonesia.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI, Yohana Yembise kepada  Kepala Badan Pemberdayaan  Perempuan dan Keluarga  Berencana (BPP KB) Banyuwangi Muhammad Pua Jiwa di Jakarta pada Rabu lalu (21/12).

APE merupakan penghargaan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah atas prestasi dan kontribusinya dalam melaksanakan pembangunan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak. Pua Jiwa mengatakan, Banyuwangi mendapat penghargaan tersebut lantaran dinilai memiliki komitmen yang tinggi terhadap perlindungan perempuan dan anak, pemberdayaan    perempuan, serta pemenuhan  hak-hak anak.

“Tentu ini terukur karena pemerintah pusat  punya standar tertentu dalam  melakukan penilaian,” ujarnya kemarin. Pua menuturkan, salah satu poin plus Banyuwangi adalah, daerah di ujung timur Pulau Jawa ini sangat peduli terhadap perlindungan anak dari   kekerasan, yakni melalui Banyuwangi Children Center (BCC).

Setiap anak dan orang yang melihat atau mengalami kekerasan, bisa langsung melaporkan ke pusat pengaduan yang langsung tersambung dengan para pemangku kepentingan, mulai dari aparat pemerintah, kepolisian, dan jaksa. Berdasar data Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak  (PPPA) Banyuwangi, kekerasan anak mengalami penurunan   dari 102 kasus pada 2015 menjadi 88 kasus per November 2016.

“BCC ini cara untuk melindungi anak dari kekerasan dan kejahatan. BCC sampai sekarang menjadi instrumen yang ampuh dalam mengurangi kekerasan pada anak karena penanganannya yang cepat dalam  merespons aduan,” tuturnya.

Sejumlah program lain pro anak dan perempuan yang telah digagas Pemkab Banyuwangi. Antara lain, percepatan pengurusan akta kelahiran melalui program Lahir Procot Pulang Bawa Akta, serta penyediaan WiFi di ruang publik yang telah terlindungi dari konten pornografi.

Selain itu, ada pula program pembentukan taman posyandu, program Anak Tokcer, pemberian makanan bagi balita, pembentukan kelompok pendukung ASI dan motivator gizi, pemberian Beasiswa Banyuwangi Cerdas. Siswa Asuh sebaya, dan Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh).

Di bidang pemberdayaan dan perlindungan perempuan, Pemkab Banyuwangi juga telah menginisiasi sejumlah program. Contohnya program Sakina (Stop Kematiaan Ibu dan Anak) dan program pelatihan home industry bagi ibu.

“Banyak program kami yang melibatkan para ibu sebagai penggerak. Seperti program arisan pembangunan jamban, tukang sayur yang  kami ajak menjadi pemburu ibu hamil dengan risiko tinggi, dan sebagainya,” jelas Pua (radar)