The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

7 Health Center Adopts Oseng Typical House Architecture

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox
Bangunan Puskesmas Gitik mengadopsi Arstektur khas rumah Oseng.

BANYUWANGI – Komitmen Pemkab Banyuwangi melakukan pembangunan tanpa menyingkirkan kearifan lokal kembali terwujud. This time, diwujudkan pemkab dalam melaksanakan pembangunan tujuh Pusat Kesehatan Masyarakat (Public health center) di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java.

Tujuh sarana kesehatan masyarakat, yakni Puskesmas Gitik dan Puskesmas Gladag, Rogojampi Kecamatan District; Puskesmas Benculuk, Kecamatan Cluring dan Puskesmas Kedungrejo, Muncar District.

Besides that, Puskesmas Kalibaru Kulon; Kalibaru District; dan Puskesmas Songgon, Songgon District; dibangun dengan mengadopsi arsitektur rumah khas Suku Oseng. Bupati Abdulah Azwar Anas mengatakan, pembangunan tujuh Puskesmas tersebut merupakan hasil sinergi Pemkab Banyuwangi dan pemerintah pusat. Total dana yang digunakan sebesar Rp 8,5 milliar.

Ini bukan hanya soal arsitelaur, tapi fungsinya dalam memperkuat layanan kesehatan di tingkat Preimer, yakni Puskesmas. Bagi kami, Puskesmas adalahPenjaga Gawangkesehatan masyarakat karena fungsinya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama.

Therefore, ruangannya pun harus fungsional dan bisa mendukung seluruh aktivias,”Anas said. Bentuk pembangunan puskesmas yang dimaksud antara lain berupa pembenahan ruang rawat jalan, poli gizi, ruang kesehatan ibu dan anak, klinik sanitasi, hingga pojok gizi.

Dalam merenovasi puskesmas, continued Anas, Pemkab Banyuwangi tidak asal membangun. Selain untuk peningkatan kualitas pelayanan, kenyamanan ruangan bagi pasien juga difikirkan. “Salah satunya kami atur desainnya. Prototipe arsitektur bangunan khas Using ini juga cocok untuk bangunan kesehatan karena memiliki sirkulasi udara yang bagus. Saya kira ini kearifan lokal yang luar biasa bagi masyarakat kita,” Anas said.

Melengkapi desain bangunan yang mengadopsi kearifan lokal arsitektur khas Suku Using, Pemkab Banyuwangi juga menganggarkan untuk melengkapi sarana puskesmas yang lain. Selain dari pemenuhan tenaga medis, juga melengkapi alat kesehatan di puskesmas. Sehingga penanganan sejumlah penyakit dasar bisa dilayani dengan baik di puskesmas.

Kami ingin agar masyarakat tidak sedikit-sedikit ke rumah sakit, namun cukup ke puskesmas saja karena puskesmas terus kami lengkapi,” clear. Head of Health Service (Health Office) Banyuwangi dr. Widji Lestariono, menambahkan kinerja puskesmas terus meningkat. Dari data Dinkes, persentase surat rujukan ke rumah sakit yang dikeluarkan Puskesmas di Banyuwangi hanya 5 percent.

Bila pemerintah secara nasional mengamanatkan 10 percent, kami sudah mampu menekannya hingga 5 percent. It means, hampir semua pasien tertangani di Puskesmas. Kalau pun dirujuk ke rumah sakit, memang di luar kategori 155 penyakit yang ditangani di Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama,” he concluded. (radar)