The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Big Bravery, Get used to stepping on the gas stuck, Rarely Use Brakes

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Killer-Satria-Dwi-Light-Known-As-Drinker

A number of residents were seen sitting on the terrace of a house that afternoon. They are dominated by mothers. Selain kaum hawa juga ada beberapa pria. Sekilas di wajah mereka terlihat aura penuh kecemasan dan kesedihan.

Yes, di rumah itu Robi tinggal, tepatnya di Dusun Pasar, RT 06, RW 02, Sumberarum Village, Songgon District. Sebetulnya pria berusia 23 tahun itu tergolong sebagai warga baru alias pendatang di desa tersebut. Because, sebelumnya Robi merupakan warga Dusun Klontang, Gendoh Village, Sempu Kecamatan District.

Then, dia menikah dengan seorang gadis di desa paling barat Kecamatan Songgon itu. Berkat pernikahannya itu, dia dikaruniai seorang putri. even so, Robi bersama istri dan putrinya masih tinggal satu rumah dengan mertuanya.

It means, Robi masih belum memiliki rumah sendiri. Sebagai warga pendatang, warga sekitar mengenal Robi biasa-biasa saja. Even, sosok pria itu dianggap tidak pernah berulah atau neko-neko. So that, warga setempat menganggap Robi merupakan pria biasa seperti pemuda umumnya.

Menurut mertua Robi yang enggan dikorankan identitasnya, Robi membawa motor Kawasaki Ninja-250 warna merah itu pada Minggu dini hari (24/4). Motor sport tersebut diparkir di dapur rumah tersebut. Mertua Robi juga kaget ketika melihat motor berkapasitas mesin 250 cc tersebut sudah ada di dalam rumah.

But, mereka sungkan bertanya lebih detail terkait kepemilikan motor itu. Robi juga tidak beranjak pergi dan memilih istirahat di rumah tersebut. Family, relatives, neighbor, dan rekan-rekannya, tidak menyangka Robi terlibat dalam tindakan kriminalitas.

Ternyata polisi menetapkan Robi sebagai pelaku tunggal pembunuhan Satria Dwi Cahya, 19, warga Desa Jajag, Gambiran District. ‘’Yang membuat saya heran, kok tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Dia (sikapnya) biasa-biasa saja,” kata mertua Robi.

Pada saat Jawa Pos Radar Banyuwangi mengunjungi rumah itu, istri Robi, baru saja pergi bersama Suwito, bapak kandung Robi. Menurut mertua Robi, anak bersama cucunya itu dibawa ke Desa Gendoh. Goal, mempermudah kalau sewaktu-waktu dibutuhkan menyangkut Robi.

Usai berbincang cukup lama, ada informasi Robi meninggal dunia. Untuk mengecek kepastian kabar itu, salah satu kerabat menghubungi istri Robi yang pergi bersama mertuanya. Ternyata kabar tersebut bukan hanya isapan jempol. Robi ternyata telah meninggal dunia.

‘’Pantas saja tadi bapaknya Robi bilang kalau seandainya ada kabar buruk, diterima saja. Saya bilang, semoga saja tidak ada kabar buruk,” harap mertua Robi. Sebelum kabar duka itu diterima, mertua Robi mengungkapkan, menantunya itu tahan banting.

Selama ini Robi termasuk lelaki yang kuat menahan sakit. Sudah beberapa kali dia mengalami kecelakaan, tapi tidak pernah mengeluh. ‘’Kakinya itu sampai luka parah, dia merasa biasa saja. Hidungnya pernah patah, tapi dia bilang tidak apa-apa. Jari tangannya yang putus itu juga akibat kecelakaan,he explained.

Di mata kerabat dan tetangga, sosok Robi memang dikenal sebagai seorang sopir truk luar kota. Meski masih cukup muda, tapi dia memiliki nyali besar dalam mengemudi. For example, ketika mengemudikan truk ke luar kota. Tancap gas sampai mentok itu sudah biasa.

Even, rem truk terkesan tidak pernah difungsikan, karena dia lebih memilih memindah gigi persneling untuk mengurangi laju kendaraan. Semua aksi bertaruh nyawa itu dilakukan demi keluarga. ‘’Kalau nyopir, dia sangat berani,” kenang Didik Hariyanto, salah satu tetangga Robi di Desa Sumberarum.

Didik mengaku kaget bukan kepalang ketika tahu Robi ditangkap polisi. Especially, kasus yang menimpa Robi bukan kasus sepele. Robi diduga menjadi pelaku pembunuhan Satria Dwi Cahya yang ditemukan tewas di Sungai Dusun Genitri, Gendoh Village, Sempu Kecamatan District, Minggu pagi lalu.

Setelah insiden tersebut tidak ada tanda-tanda mencurigakan pada diri Robi. As usual, Robi juga keluar rumah. Minggu sore itu Robi justru mengendarai motor ‘’baru’’ tersebut sebatas jalan-jalan keluar rumah. Teman dan tetangga pun mengagumi motor type sport berkapasitas mesin 250 cc itu.

‘’Saya sempat pinjam sejenak untuk menjajal sepeda motor baru itu, tapi saya tidak menyangka motor itu hasil curian,” kata Didik. Even, Didik sempat bertanya ketika hendak meminjam motor kepada Robi. ‘’Katanya harga motor itu Rp 68 Million. Belinya di Bali. Saya ya tidak curiga sedikit pun,'' He said.

Gara-gara sempat mencoba sejenak motor ‘’baru’’ Robi itu, Didik ditegur orang tuanya. Even, ibunya mendatanginya di tempat kerjanya sebagai kuli bangunan. Sang ibu memberikan penjelasan bahwa Robi ditangkap polisi karena kasus pembunuhan. Nah, kebetulan Didik pernah menjajal motor hasil kejahatan Robi.

‘’Kalau saya tahu sepeda itu ternyata motor curian, saya tidak akan coba-coba pakai sepeda motor itu meski sebentar. Sampai sekarang, rasanya saya menyesal banget menjajal sebentar motor itu,’’ jelas pemuda lajang itu.

Meanwhile, kabar kematian Robi langsung disambut hujan air mata anggota keluarga di rumah keluarganya di Desa Sumberarum. Kedua mertua Robi terlihat tidak bisa membendung air mata yang menetes. Not long after, mereka langsung meninggalkan rumah untuk mengunjungi rumah orangtua Robi di Dusun Klontang, Gendoh Village, Sempu Kecamatan District. (radar)