The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Revenge, Suwarni's motive for slaughtering children and grandfathers

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Revenge,-Motif-Suwarni-Membantai-Bocah-dan-Kakek

Polisi Sebut Sidiq masih Hidup

MUNCAR – Penyidik Polsek Muncar masih terus memeriksa Suwarni alias Bancet, 68, residents of West Sidomulyo Hamlet, Sumberberas Village, Muncar District, yang telah membabat Viky Ramadani, 10, neighbors, and Sidiq, 60, from Kedungringin Village (bukan Desa Kedungrejo seperti berita sebelumnya), Muncar District, Banyuwangi, yesterday (16/3).

Saat menjalani pemeriksaan di ruang Unit Reskrim Polsek Muncar, Suwarni alias Bancet menjawab pertanyaan penyidik dengan tenang. Semua pertanyaan polisi dijawab dengan baik. “Melihat perjalanan pemeriksaan, tersangka sehat dan normal,” cetus Kapolsek Muncar, Kompol Agus Dwi Jatmiko, melalui Kanitreskrim Ipda Karyadi.

In front of the police, Suwarni alias Bancet mengaku khilaf saat membantai Viky dan Sidiq pada Selasa siang (15/3). Tersangka mengaku terlalu percaya mimpi yang baru dialami. “Saya baru bangun tidur,” katanya kepada polisi.

Saat tidur siang itu, light him, Suwarni bermimpi ayah Viky, Koderi, 53, mencoba memisahkan dirinya dengan istri yang sangat dia cintai. So, dia sangat dendam dan langsung mencari tetangganya itu setelah terbangun dari tidur.

“Saya mengambil celurit dan mencari Koderi," he said. Karena Koderi tidak ada, Suwarni emosi saat melihat Viky bermain sepeda di samping rumahnya. Bocah yang masih kelas III SD itu langsung didekati dan dibacok dengan celurit hingga tewas.

“Setelah membacok Viky, saya lari ke kantor desa (Sumberberas Village)," he said. Saat berada di simpang empat dekat kantor Desa Sumberberas, tersangka mengaku seperti melihat Koderi sedang naik sepeda pancal. So, orang yang ternyata Sidiq itu dihentikan dan langsung dibabat di bagian dada hingga luka parah.

“Saya salah sasaran. I was wrong. Tembak saja saya, Pak Polisi,” cetus pelaku kepada penyidik polsek penuh penyesalan. Kanitreskrim Ipda Karyadi menyebut, Sidiq yang dibacok Suwarni dan diberitakan mati ternyata masih hidup. Saat ini kakek yang tinggal di Desa Kedungringin, Muncar District, itu menjalani perawatan di RSUD Genteng.

“Sidiq ternyata masih hidup, kami mohon maaf," he said. Meanwhile, suasana duka terlihat menyelimuti keluarga Viky Ramadani. Both parents, Koderi dan Indrowati, tampak masih shock berat. Mata mereka masih sembab karena terus menangisi kepergian putra kesayangannya itu.

“Saya masih tidak percaya,” kata Koderi saat ditemui Jawa Pos Radar Genteng di rumahnya kemarin (16/3).
Koderi menyebut, Bancet sekitar sebulan lalu sempat cekcok dengan istrinya yang saat itu masih berada di rumah. Ketika itu istri Bancet sampai teriak-teriak minta tolong karena dihajar pelaku.

“Saya dan warga melerai dan Bancet sempat mengancam akan membunuh orang yang melerai itu," he said. Koderi yang baru enam bulan menetap di Dusun Sidomulyo Barat, Sumberberas Village, belum mengenali betul tetangganya itu. Beberapa hari sebelum kejadian, Bancet sering membuat ulah.

“Dapur rumahnya sering dilempari kucing. Saya hanya diam, karena saya ini orang baru," he said. Meski Bancet sudah ditangkap polisi, Koderi dan Indrawati tidak terima dengan ulahnya yang telah membunuh anak bungsunya itu.

“Bancet harus dihukum mati. Nyawa harus dibayar nyawa. Pokoknya saya tidak terima,” timpal Indrowati. (radar)