The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Kades Asked to Find Uninhabitable Houses

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

Bupati-Anas-melihat-foto-mobil-pikap-yang-disulap-jadi-mobil-Smart-Kampung-ala-Desa-Gumirih,-Kecamatan-Singojuruh,-di-ruang-kerjanya-kemarin

BANYUWANGI – Program Smart Kampung yang digagas Bupati Abdullah Azwar Anas direspons positif para kepala desa (village head) in Banyuwangi. Para kades di kabupaten berjuluk The Sunrise of Java ini pun berlom-balomba melakukan inovasi untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat.

Seperti yang dilakukan Kades Gumirih, Singojuruh District, Mura’i Ahmad. Bermodal dana swadaya desa—tanpa menggunakan anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) maupun Dana Desa (DD)—dia mampu mwmbeli mobil serba guna yang berfungsi melayani berbagai kebutuhan transportasi masyarakat, khususnya warga miskin setempat.

Mobil tersebut diberi nama “Gerobak Smart Kampung”. Dengan modal keroyokan, Desa Gumirih membeli mobil pikap keluaran tahun 1980-an. Next, kendaraan “tua” itu disulap menjadi mobil serbaguna. Kendaraan roda empat itu dipasangi lampu sirine dan ditempeli sejumlah stiker bertulisan program-program Pemkab Banyuwangi, misalnya Smart Kampung, Unit Gawat Darurat (DMU) Kemiskinan, dan Satuan Tugas (Task Force) Pemburu Kemiskinan.

Kades Mura’i bersama Ketua Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Banyuwangi (Askab), And Tarmidzi, bertemu dengan Bupati Abdullah Azwar Anas untuk melaporkan progress program smart kampung di desanya kemarin (10/8).

“Kadang mobil ini digunakan untuk mengangkut warga miskin yang tengah sakit ke rumah sakit, kadang digunakan untuk membantu warga kurang mampu yang pindah rumah, serta beragam keperluan lain,” ujar Mura’i. Murai menuturkan, mobil Gerobak Smart Kampung setiap hari stand by di kantor Desa Gumirih.

“Karena hanya mampu membeli mobil “tua”, ya ini yang kita optimalkan untuk membantu masyarakat tidak mampu,he said. Head of Askab, Agus Tarmidzi menambahkan, inovasi serupa juga dilakukan oleh sekitar 60 persen di antara 189 kades se-Banyuwangi.

Ada yang menggunakan mobil pikap, mobil jenis station wagon, atau ada pula yang memanfaatkan sepeda motor niaga beroda tiga. Sedangkan beberapa desa lain yang tidak memiliki kendaraan serupa, biasanya lokasinya cenderung dekat dengan sarana kesehatan.

“Ada pula yang lebih memilih memanfaatkan ambulans on call 118,” kata dia. Regent Abdullah Azwar Anas said, dalam pertemuan kemarin pihaknya menyampaikan kembali tiga penekanan kepada para kades. Tiga penekanan tersebut antara lain, tidak boleh ada anak yang tidak mampu tidak bisa bersekolah, tidak boleh ada warga yang tidak bisa berobat, dan tidak boleh ada rumah tidak layak huni.

Anas said, beberapa kali media memberitakan adanya rumah tidak layak huni di Banyuwangi. “Masalahnya apa kok masih ada rumah jelek? Ternyata sebagian desa sudah berinovasi menangani ini," he said.

Anas added, berdasar informasi dari beberapa kades, ada rumah yang numpang di pekarangan orang lain alias numpang karang. Sehingga rumah tersebut tidak bisa dibangun.

“Tetapi saya minta, apa pun itu mestinya bisa diatasi. Karena di desa sudah ada anggaran untuk orang miskin. Kalau belum ter-cover, berarti mungkin ada miskomunikasi di tingkat desa. Saya meminta Askab melakukan rakor dengan seluruh kades untuk menguatkan kembali supaya ini segera ditangani," he asked. (radar)