BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi melakukan percepatan sambungan fiber optic ke seluruh desa. Untuk mewujudkan percepatan sambungan tersebut, pemkab menjalin nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan perusahaan penyedia dan pengembang jasa teknologi informasi dan komunikasi (ONLY), PT Indonesia Comnets (ICON) Plus.
Regent Abdullah Azwar Anas said, Banyuwangi telah melaksanakan program “Smart Kampung”, yakni program pengembangan desa terintegrasi yang memadukan antara penggunaan TIK berbasis serat optik, peningkatan kualitas pelayanan publik, productive economic activity, improvement of health-education, and poverty alleviation.
”Syarat Smart Kampung adalah ketersediaan TIK sebagai tulang punggung percepatan pelayanan publik di tingkat desa, sehingga kita butuh fiber optik sampai ke desa-desa," he said. Sebagai kabupaten paling luas di Pulau Jawa, continued Anas, jarak desa dan pusat kota di Banyuwangi bisa sangat jauh.
Waktu tempuh dari desa terujung ke pusat kota bisa mencapai 3 jam. Luas Banyuwangi yang mencapai 5.700 kilometer persegi kerap membuat pelayanan publik banyak memakan biaya. Warga yang membutuhkan dokumen kependudukan harus menuju ke kantor kecamatan atau pusat kota yang cukup jauh lokasinya.
With Smart Village, semua urusan bisa diselesaikan di tingkat desa. Tapi tentu butuh jaringan TIK yang kuat karena yang berjalan adalah datanya, not the person. Saat ini sebagian desa sudah menerapkan Smart Kampung, termasuk yang cukup jauh dari pusat kota seperti di Kecamatan Genteng, Muncar, and Glenmore. Juga ada di Kecamatan Licin dan Wongsorejo.
“Memang belum semua, new around 44 village, oleh karena itu tahun depan kita tuntaskan 145 desa harus sudah tersambung fiber optik,said Anas. Percepatan pemasangan infrastruktur teknologi informasi ini, said Anas, juga sebagai salah satu cara pemerintah meningkatkan daya saing daerah, selain membangun infrastruktur jalan, bridge, dan bandar udara.
”Infrastruktur TIK ini tidak hanya berfungsi untuk mempercepat pelayanan publik, tapi juga meningkatkan daya saing warga desa secara umum, karena bisa dimanfaatkan untuk belajar, berbisnis, menambah jejaring, etc,” papar dia.
Pelaksana tugas Direktur Niaga PT ICON Plus Ardian Kholid mengatakan, pihaknya optimistis target 145 desa tersambung fiber optik bisa tuntas pada tahun depan.”Percepatan ini dimungkinkan karena kami memanfaatkan instalasi tiang listrik PLN yang saat ini sudah tersedia. Kami adalah satu-satunya perusahaan penyedia jaringan i ber optik yang memiliki rail of way (ROW) di seluruh tiang listrik PLN. Jadi kami bisa melakukan pemasangan jaringan dengan lebih cepat karena tidak perlu melakukan penggalian di bawah,” kata Ardian.
At the moment, kata Ardian, fiber optik merupakan satu-satunya jaringan tercepat dalam menghadirkan konektivitas. Kecepatannya mencapai 5 Mbps di tiap desa sangat bisa di- manfaatkan untuk mengembangkan potensi desa. “Fiber optik ini seperti jalan tol yang bisa mengangkat potensi desa secara cepat ke kancah luas,” kata Ardian. (radar)
