The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian

Banyuwangi Regency Government Prepares Bajulmati Reservoir "Shadow"

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi bakal kembali menggenjot pembangunan infrastruktur pertanian tahun ini. Selain mengoptimalkan pembangunan jalan usaha tani, pemkab juga akan fokus membangun fasilitas sumber daya air, seperti embung dan saluran irigasi.

Khusus untuk pembangunan infrastruktur sumber daya air, tahun ini pemkab mengalokasikan dana sebesar Rp 150 billion. Even, pemkab juga berencana membangun empat embung besar dengan total kapasitas tampung hampir 10 juta meter kubik alias setara dengan Waduk Bajulmati.

It means, empat embung besar itu bisa menjadi “bayangan” waduk Bajulmati. Hal itu terungkap saat Bupati Abdullah Azwar Anas menggelar rapat koordinasi (coordination meeting) bidang infrastruktur bersama jajaran satuan kerja perangkat daerah terkait kemarin (6/1). Rakor tersebut digelar di aula Rempeg Jogopati kantor Pemkab Banyuwangi.

“Pembangunan infrastruktur pertanian ini meneruskan program-program kami dalam empat tahun terakhir. Sektor pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian masyarakat Banyuwangi," he said. According to Anas, pembangunan sektor pertanian tidak hanya dilakukan dengan penguatan teknis, misalnya inovasi budi daya maupun penanganan pasca panen.

More than that, penguatan itu juga ditopang dengan pembangunan infrastruktur, terutama infrastruktur sumber daya air. “Aliran air ke lahan harus dipastikan tidak macet dan dalam jumlah yang cukup," he said. Just knowing, panjang jaringan irigasi primer di Banyuwangi mencapai 3.718 kilometer (Km).

Sedangkan panjang jaringan irigasi sekunder dan tersier masing-masing mencapai 2.204 Km dan 797 Km. Jaringan irigasi tersebut mengairi kurang lebih 66 ribu hektare sawah di Bumi Blambangan. Selain area persawahan, ada pula 82 ribu hektare area perkebunan yang juga membutuhkan air dalam skala tertentu.

Anas said, untuk memperluas layanan sumber daya air bagi sektor pertanian di Banyuwangi, pihaknya bakal kembali menambah jumlah embung baru. Pada tahun ini pemkab akan membangun 15 embung baru dengan kapasitas tiap bervariasi antara dua ribu meter kubik sampai lima ribu meter kubik.

Jaringan irigasi tersier juga bakal dibenahi dan ditambah sebagai upaya percepatan daya antar air dari hulu ke lahan-lahan pertanian. “Tahun ini APBD Banyuwangi mengalokasikan dana Rp 150 miliar untuk pembangunan infrastruktur sumber daya air guna menopang kinerja sektor pertanian," he said.

Selain infrastruktur sumberdaya air, pembangunan infrastruktur pertanian juga difokuskan ke jalan usaha tani untuk menunjang aspek pasca panen. “Aksesibilitas jalan antar desa dan kecamatan dibangun dan diperbaiki. Ini agar proses pemasaran hasil-hasil pertanian dari desa ke kota berjalan dengan lancar. Aksesibilitas yang meningkat membuka peluang pasar yang lebih besar bagi petani,he said.

Meanwhile, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (COULD) Banyuwangi irrigation, Dr Guntur Priambodo mengatakan, dengan pembangunan irigasi secara berkelanjutan, pihaknya menargetkan persentase ketersediaan air bagi petani bertambah dari saat ini 200 percent to 230 persen dalam dua atau tiga tahun ke depan.

”Artinya, sebagian petani atau sekitar 30 persen bisa menambah jumlah masa tanam, dari yang dulu cuma dua kali bisa menjadi tiga kali tanam dalam setahun," he said. He added, salah satu embung yang dibangun adalah embung berkapasitas sedang,yaitu embung Tasmuin di Kecamatan Songgon.

Embung iniberkapasitas 500 ribu meter kubik. Besides that, empat besar berkapasitas hingga 2 juta meter kubik disiapkan di Banyuwangi wilayah selatan. Pembangunan empat embung besar itu diharapkan terealisasi paling lambat pada 2020. If calculated, kapasitas empat embung besar itu bakal mencapai delapan juta meter kubik alias hampir setara dengan kapasitas Waduk Bajulmati.

“Jika (pembangunan empat embung besar) ini terealisasi, maka ketersediaan airnya hampir menyamai Waduk Bajulmati di Kecamatan Wongsorejo yang mencapai 10 million cubic meters," he concluded. (radar)