The Latest Collection of News About Banyuwangi
English VersionIndonesian
Law  

Act Crazy, Women in headscarves fail to run toddlers

Register your email to Subscribe to news delivered directly to your mailbox

SEMPU – Para orang tua harus lebih waspada. Dalam kurun waktu sepekan terakhir, marak aksi percobaan penculikan anak di wilayah Bumi Blambangan. Previously, sempat heboh kasus dugaan percobaan penculikan dua bocah SD di Desa Kepundungan, Kecamatan Srono yang diduga akan diculik dua pria.

Belum selesai publik menggunjingkan kabar penculikan yang gagal ini, kejadian serupa kembali terulang. This time, kasus dugaan penculikan dialami Agung Prasetyo, bocah yang masih berusia 18 bulan di Dusun Krajan Wetan, RT 3 – RW 2, Temuguruh Village, Sempu Kecamatan District, Banyuwangi, Jumat kemarin (17/3).

Korban Agung Prasetyo merupakan putra pasangan suami istri Aripan, 45, dan Siti Komariyah, 32, warga Dusun Tapaklembu RT 2 RW 3, Temuasri Village, Sempu Kecamatan District. Agung diduga akan diculik oleh seorang perempuan berjilbab yang berlagak gila.

Perempuan berjilbab itu disebut-sebut kabur bersama seorang lelaki misterius yang mengendarai sepeda motor jenis matic. Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Temuguruh, Suhairi, 52, bocah tersebut diduga akan diculik di depan warung yang dikelola orang tuanya di Dusun Krajan Wetan, Temuguruh Village, around 10.00 last Friday (17/3).

At that time, Agung Prasetyo sedang bermain di halaman warung milik orang tuanya. At that time, ibu korban, Siti Komariyah sedang mencuci piring di belakang warung. Sedangkan Aripan sedang menambal ban sepeda motor yang bocor di sekitar warungnya.

Not long after, muncul seorang perempuan berjilbab warna cokelat yang tidak diketahui identitasnya. Perempuan misterius itu menghampiri korban dengan berjalan kaki. Perempuan berjilbab yang diperkirakan berusia sekitar 40 that year, disebut-sebut merayu Agung Prasetyo dengan menggunakan uang.

“Tadinya anak tersebut diberi uang Rp 2000 tetapi tidak mau. Setelah diberi uang Rp 10.000, anaknya mau digendong perempuan itu,” kata Sekdes Temuguruh, Suhairi. Perempuan berjilbab itu selanjutnya membawa Agung Prasetyo ke arah utara.

Setelah berjalan sekitar 100 meter dari warung milik korban, pemilik bengkel tempat Aripan menambal ban mengetahui Agung digendong perempuan. Aripan yang diberi tahu oleh pemilik bengkel, langsung mengikuti perempuan itu.

Aripan dengan tegas meminta dan mengambil anaknya dari gendongan perempuan berjilbab itu. Begitu Aripan berhasil mengambil anaknya, wanita misterius itu ikut kembali ke warung. Tak disangka, perempuan tersebut langsung membuka jilbabnya dan berlagak seperti orang gila.

Dia juga tampak ngomong ngelantur tidak karuan. Setelah sampai di warung, wanita misterius tersebut meneruskan berjalan kaki ke arah selatan. Next, hal tak terduga pun terjadi. Out of the blue, perempuan yang mendadak berlagak gila itu kabur meninggalkan lokasi kejadian.

Dia menghilang setelah dibonceng oleh seorang pria misterius yang mengendarai sepeda motor matic sejenis Honda Vario. “Perempuan tersebut sempat ikut ke warung. But, perempuan yang berlagak gila itu terus berjalan ke arah selatan. Dia sempat dikejar mantan Kapolsek Sempu, Pak Gunarno. Tetapi karena jalanan macet, wanita yang berhasil dilihat dari jarak jauh dibonceng laki-laki dengan motor Honda Vario, kemudian menghilang,” jelas Sekdes Suhairi.

Kasus dugaan percobaan penculikan ini kemudian dilaporkan ke Polsek Sempu Jumat sore. Sejumlah anggota yang bertugas langsung turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran insiden tersebut. Pihak keluarga pun menceritakan apa yang baru saja menimpa bocah Agung Prasetyo.

Confirmed, Kapolsek Sempu, AKP Jaenur Holiq membenarkan adanya laporan dugaan percobaan penculikan tersebut. “Kanitreskrim dan beberapa anggota langsung ke lokasi untuk memastikan insiden tersebut. From the results of the investigation, itu tidak masuk unsur percobaan penculikan,” kata Kapolsek Jaenur Holiq kemarin (18/3).

Disinggung mengenai adanya rayuan dengan menggunakan uang Rp 10 thousand, Kapolsek Jaenur membantahnya. “Kalau katanya mau diberi uang Rp 10 ribu untuk merayu, itu tidak benar. Bisa saja itu hanya orang yang kebetulan menyapa dan menggendong. Orang-orang banyak resah karena sudah terpengaruh isu-isu penculikan. Apa yang terjadi itu, tidak masuk unsur dugaan percobaan penculikan,” tegas kapolsek.

Jaenur meminta agar masyarakat tidak membesar-besarkan isu penculikan yang belum jelas kebenarannya. Because, apabila pelaku benar-benar akan menculik balita 18 bulan tersebut, meurutnya tak perlu dirayu pakai uang.

“Jangan dibesar-besarkan dan jangan terpengaruh isu. for this case, tidak masuk unsur dugaan. Even so, kami tetap mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan, agar tidak ada kejadian yang diisukan tersebut," he concluded. (radar)