Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Pantai Ngagelan di Banyuwangi Selatan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pantaiHamparan Pasir Luas dan Nyaris tanpa Sampah NAMA Pantai Ngagelan memang belum populer seperti Pulau Merah atau Plengkung (G-Land). Tapi di bidang konservasi alam, pantai yang masuk wilayah Desa Kalipahit, Kecamatan Tegaldlimo, itu bisa dibilang setara dengan Pantai Sukomade. Kawasan Ngagelan secara geografis masuk daerah administratif Desa Kalipahit.

Namun, secara hukum, Pantai Ngagelan masuk kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Di Ngagelan terdapat tempat penetasan semi alami penyu yang termasuk satwa lindung. Kondisi Pantai Ngagelan memang mendukung sebagai kawasan konservasi. Pasir membentang luas di sepanjang pantai. Butiran pasir di Ngagelan tampak berkilau ketika sinar matahari menerpa. Sementara itu, gemuruh ombak Samudera Indonesia atau yang disebut warga lokal sebagai Segoro Kidul (laut selatan) cukup menderu. 

Rata-rata tinggi ombak tiga meter, silih berganti menghantam daratan. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, tak ada satu pun sampah yang mengotori pantai tersebut. Kawasan pesisir tersebut masih alami dan bersih. Meski begitu, masih sedikit masyarakat yang berkunjung ke pantai tersebut. Menuju Pantai Ngagelan memang diperlukan persiapan yang cukup. Yang jelas, kondisi kendaraan yang digunakan harus dalam kondisi baik dan bahan bakarnya cukup.

Kondisi jalan dari pintu masuk Taman Nasional Alas Purwo menuju Pantai Ngagelan tidak mulus. Dari pintu masuk itu, butuh waktu sekitar satu jam hingga sampai Pantai Ngagelan. Jalan yang dilalui tidak terlalu lebar. Lebarnya hanya sekitar tiga meter. Memasuki kawasan konservasi, ada pos jaga petugas Taman Nasional Alas Purwo. Situasi di kawasan taman nasional tersebut terlihat tenang. Hanya beberapa petugas yang terlihat berpatroli dan beberapa warga. 

Memang tidak semua orang bisa memasuki kawasan konservasi itu secara bebas. Pengunjung yang datang harus memiliki tujuan jelas dan harus mengantongi izin berkunjung. Kalau punya izin, petugas taman nasional akan memberikan petunjuk menuju Pantai Ngagelan. Pengunjung diharapkan berhati- hati, karena tidak ada rambu-rambu jalan selama memasuki kawasan hutan tersebut. Kalau beruntung, pengunjung bisa bertemu burung merak.

Setelah satu jam menjelajah hutan, kita akan sampai di Pantai Ngagelan. Di kawasan itu mata akan dimanjakan pemandangan laut yang indah. Hamparan pasir yang luas dan benar-benar bersih. Ombak yang tingginya tiga meter bergulung-gulung tidak ada hentinya. Angin pun berembus cukup kencang. Terdapat ribuan tanaman bakau di tepi pantai tersebut. Di Pantai Ngagelan memang ada beberapa sarang penyu. Kawasan tersebut juga dilengkapi konservasi penyu yang dikenal sebagai Pondok Kerja Unit Penetasan Penyu Semi Alami Ngagelan. 

Unit kerja tersebut merawat ratusan telur penyu dilindungi.“Jarang ada pengunjung yang datang ke sini, karena memang harus memiliki surat izin terlebih dahulu,” kata Nano Dwiantoro, 30, petugas Taman Nasional Alas Purwo. Sementara itu, beberapa warga negara asing pernah mendatangi Pondok Kerja Unit Penetasan Penyu di Ngagelan itu untuk keperluan penelitian. Mereka berasal dari Kanada, Thailand, dan Myanmar. “Warga yang datang ke sini tidak diperbolehkan membawa atau merusak apa pun,” tambahnya. (radar)