Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Penghuni Lapas Tewas

Sunaryo
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Sunaryo

BANYUWANGI – Nahas menimpa Moh. Hamzah, 35, warga Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Tahanan pengadilan yang dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan (La- pas) Banyuwangi sejak sekitar tiga bulan lalu itu meninggal dunia pagi kemarin (20/6). Ironisnya, pihak keluarga mengaku tidak mendapat pemberita- huan dari pihak lapas.

Kerabat korban malah baru mendengar kabar duka itu dari seorang rekan korban yang sama-sama menghuni lapas kelas II B. Seperti diutarakan Sudomo Ahyar, salah seorang kerabat korban.Dia mengaku sama sekali tidak mendapat pemberitahuan dari pihak lapas tentang berita duka tersebut.

Sebaliknya, pihak keluarga yang mencari tahu kebenaran informasi yang berikan seorang rekan korban yang sama-sama menjalani hukuman di Lapas Banyuwangi. Menurut Sudomo, setelah mendapat telepon dari seorang penghuni lapas, pihak keluarga langsung berkoordinasi dengan aparat Polsek Muncar.

“Setelah polisi menelepon lapas, barulah pihak lapas memberitahukan kabar tersebut,” ujarnya. Sudomo mengatakan, selama ini korban tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya. Bahkan, saat dikunjungi ayahnya sehari sebelum meninggal dunia, kondisi Hamzah tampak bugar. “Hamzah masuk ke lapas sekitar tiga bulan lalu.

Tetapi, sampai saat ini (kemarin) kasusnya belum disidang,” urainya. Menurut Sudomo, korban ditahan petugas saat asyik menyaksikan beberapa orang bermain judi di kawasan pelabuhan ikan Muncar. “Meskipun sudah lama tertangkap, tapi setahu saya kasusnya belum disidangkan. Saya iba dengan istri korban. Sebab, saat ini dia sedang mengandung delapan bulan,” jelas Sudomo.

Sementara itu, dikoni rmasi di ruang kerjanya kemarin, Kasi Pembinaan Lapas Banyuwangi, Sunaryo, mengakui adanya seorang warga binaan yang meninggal dunia. Menurut Sunaryo, sebelum mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 06.00, korban tidak menunjukkan gejala sakit. “Berdasar data yang diperoleh saat yang bersangkutan (Ham- zah) pertama kali masuk lapas, dia juga tidak memiliki riwayat penyakit berbahaya,” jelasnya.

Sunaryo mengatakan, malam sebelum meninggal, korban mengeluh flu biasa. Namun, saat tiba waktunya salat Subuh, korban tidak ikut salat berjamaah seperti biasa. Pagi harinya korban meminta secangkir kopi kepada rekannya. “Saat akan meraih cangkir yang diletakkan di jendela itu, tiba-tiba yang bersangkutan terjatuh.

Dia sempat terbangun, tapi jatuh lagi. Seketika itu dia kami larikan ke rumah sakit (RS),” paparnya. Namun sayang, setelah diperiksa tenaga medis, pria yang masuk lapas 4 April 2012 lalu itu dinyatakan sudah meninggal dunia. “Kemungkinan dia tewas saat masih dalam perjalanan ke RS,” imbuh Sunaryo.

Sunaryo juga membantah bila pihak lapas tidak menghubungi pihak keluarga korban. Sesaat setelah korban meninggal, pihaknya langsung menelepon nomor telepon kerabat korban yang diberikan saat korban akan masuk lapas. “Saat kami hubungi, ternyata nomor tersebut sudah tidak aktif.

Kemungkinan ada tetangga atau temannya yang tahu nomor telepon kerabat yang lain, langsung berinisiatif mengabarkan berita duka tersebut,” jelasnya. Sunaryo menambahkan, pihaknya sudah menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga pagi kemarin. Penyerahan jenazah itu dilakukan di RSUD Blambangan. “Pihak keluarga korban mengaku sudah menerima dengan ikhlas,” pungkasnya. (radar)

Kata kunci yang digunakan :