Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Pernik Natal mulai Diburu Konsumen

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pernikBANYUWANGI – Menjelang Natal 2013, pernik-pernik yang berkaitan dengan hari raya umat Nasrani itu membanjiri pasaran Banyuwangi. Mulai pohon Natal, lonceng, hingga topi, dan kantong permen bermotif sinterklaas bisa dijumpai di sejumlah toko di pusat Kota Gandrung. Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di pusat kota Banyuwangi kemarin (20/12), pernik-pernik Natal tersebut laris-manis diserbu konsumen. Seperti yang tampak di salah satu supermarket di Jalan Ahmad Yani, Banyuwangi. 

Bahkan, menurut Virda, 19, salah satu petugas supermarket tersebut, penjualan pernik Natal mulai ramai sejak awal Desember lalu. “Penjualan pernik-pernik Natal mulai ramai sejak awal Desember,” ujarnya. Bukan hanya pernik Natal berukuran kecil, pohon natal berukuran lebih dari satu meter dengan harga lebih dari Rp 1 juta juga tak luput dari “serbuan” konsumen. “Seperti yang Anda lihat, saat ini pohon Natal berukuran besar di supermarket ini hanya tinggal dua unit. Padahal, sebelumnya supermarket ini menyediakan pohon Natal berukuran besar dalam jumlah cukup banyak,” paparnya.

Sementara itu, selain pohon Natal berukuran besar, pohon Natal berukuran kecil juga mudah dijumpai di pasaran kaki (0,6 meter) dilepas ke tangan konsumen seharga Rp 210.000 per unit, pohon Natal berukuran enam kaki (1,8 meter) dipasarkan seharga Rp 1.183.000 per unit, dan pohon Natal berukuran tujuh kaki (2,1 meter) seharga Rp 1.632.000 per unit. Pernik Natal lain yang juga di minati konsumen adalah topi dan kantong permen bermotif sinterklaas. Topi sinterklaas dijajakanseharga Rp 12.500 per unit dan kantong permen yang biasa dipasang di pintu di jual seharga Rp 91.500 per unit.

“Saya sengaja berbelanja pernik-pernik Natal untuk menyambut hari raya yang datang sekali dalam setahun tersebut,” ujar Cecilia, salah satu konsumen.  Sementara itu, pernik Natal juga tak hanya berasal dari barang yang benar-benar baru. Seperti yang dilakukan keluarga besar SMPK Santo Yusup Banyuwangi ini. Mereka membuat pohon Natal berbahan barang bekas, seperti plastik gelas kemasan air minum dan aneka plas tik bekas bungkus lain-lain. (radar)